Denpasar (ANTARA) - Ratusan calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengikuti masa Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) sebelum penempatan ke negara tujuan di Kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Denpasar selama Januari-Maret atau sebelum penempatan PMI dihentikan pada Maret 2020.
"Sebelumnya, sebutan OPP adalah Pembekalan Akhir Pemberangkatan, tapi kalau sekarang sesuai dengan UU Nomor 18 Tahun 2017 berganti menjadi OPP dengan jumlah yang berbeda-beda dari Januari sampai Maret, sebelum dikeluarkannya surat edaran penghentian sementara penempatan PMI ke negara penempatan," kata Kasi Penyiapan Penampatan BP3TKI Denpasar, Ony Irawan usai dikonfirmasi di Denpasar, Kamis.
Untuk OPP terdapat beberapa jenis skema, diantaranya skema Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) itu terdiri dari 10 jam pelajaran bidang perkebunan dan bidang lainnya, kemudian skema Jabatan Tertentu itu untuk jenis jabatan dalam Kapal Pesiar dan Spa Therapis dengan empat jam pelajaran, sedangkan skema PAP Mandiri itu dua jam pelajaran.
Baca juga: BP3TKI Denpasar hentikan sementara penempatan PMI Luar Negeri
Baca juga: BP3TKI fasilitasi 3001 PMI di tahun 2019 guna kerja ke luar negeri
Pada bulan Januari 2020, jumlah OPP untuk Jabatan Tertentu dan OPP Mandiri sebanyak 239, lalu bulan Februari untuk OPP Jabatan Tertentu, OPP Mandiri dan Re-entry sebanyak 220 orang, sedangkan sampai dengan 18 Maret 2020, tercatat ada 174 calon PMI yang mengikuti Orientasi Pra Pemberangkatan.
"Dari Januari sampai Maret tanggal 18, kita masih memproses penempatan," katanya.
Pada bulan Januari dan Februari, negara tujuan penempatan terbanyak yaitu Italia sebanyak 276 calon PMI dengan sektor penempatan PMI Bali dominan pada kapal pesiar dan spa therapis, sedangkan pada bulan Maret, tercatat tujuan negara penempatan yaitu Selandia Baru sebanyak 72 orang dan Turki 30 orang dengan sektor dominan yaitu perkebunan dan spa therapis.
"Tidak semua calon PMI yang ikut OPP sudah pulang dan berangkat karena kemarin penerbangan ke negara penempatan sudah di tutup, terutama yang OPP bulan Maret. Yang mengikuti PAP/OPP saja dengan persyaratan dokumen lengkap," jelasnya.
Baca juga: Bali karantina 212 pekerja migran yang pulang
Baca juga: Satgas COVID-19 Bali: Tak semua pekerja migran dikarantina