Singaraja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali, membatasi pawai Ogoh-ogoh yang akan tetap digelar menjelang Hari Raya Nyepi, yakni ogoh-ogoh hanya diarak di Desa Adat atau Banjar Adat masing-masing dan jumlah warga yang mengarak ogoh-ogoh juga dikurangi.
Keterangan pers dari Humas Pemkab Buleleng yang diterima, Rabu, menyebutkan hal itu merupakan keputusan bersama dalam rapat koordinasi antara Sekda Buleleng Drs. Gede Suyasa, M.Pd. dengan Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng Dewa Putu Budarsa, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng I Gde Made Metera, dan Ketua MDA Kecamatan se-Buleleng (16/3).
Sekda menjelaskan Pemkab Buleleng bersama MDA berusaha mencari jalan terbaik dari situasi yang ada saat ini, diantaranya melalui pembatasan kegiatan-kegiatan yang melibatkan orang banyak, namun pihaknya tetap tidak ingin mengurangi ritual perayaan Hari Raya Nyepi.
"Tidak ada niat pemerintah untuk membatasi ritual keagamaan, tetapi mencari jalan keluar terbaik agar ritualnya jalan dan pencegahan corona-nya juga jalan," katanya.
Baca juga: PHDI Bali imbau parade ogoh-ogoh ditiadakan cegah COVID-19
Senada dengan itu, Ketua MDA Kabupaten Buleleng Dewa Putu Budarsa juga menyatakan setuju untuk membatasi peserta di setiap prosesi keagamaan dalam perayaan Hari Raya Nyepi, sebagai langkah tepat untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 atau corona.
Oleh karena itu, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan para koordinator pembuat ogoh-ogoh dan Klian Adat untuk pembatasan peserta dalam prosesi Melasti.
"Kami akan segera panggil koordinatornya untuk menjelaskan situasi sekarang, dan akan mengintruksikan untuk tidak terlalu banyak mengerahkan masyarakat dalam pengarakan ogoh-ogoh. Bukan hanya itu, kami akan memanggil juga klian adat masing-masing desa untuk pembatasan peserta Melasti," ungkapnya.
Baca juga: Bupati Buleleng instruksikan sekolah liburkan pembelajaran
TMMD tetap jalan
Di tengah wabah COVID-19, program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-107 di Kabupaten Buleleng tetap jalan dengan diawali penandatanganan nota serah terima sasaran fisik dari Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana kepada Dandim 1609/Buleleng Lekol Inf Muhammad Windra Lisrianto selaku Dansatgas di Markas Kodim 1609/Buleleng (16/3).
"Kolaborasi TNI dan Pemerintah Daerah serta elemen masyarakat dalam pelaksanaan TMMD ke - 107 adalah sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan pelaksanaan program pemerintah dan pemerintah daerah dalam pembangunan di desa, serta guna memantapkan wawasan kebangsaan dalam bermasyarakat," kata Bupati Agus Suradnyana.
Menurut Bupati Agus Suradnyana, dengan terbangunnya beberapa infrastruktur ini tentu memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Selain mendatangkan kesejahteraan, tentu dengan gotong-royong ini akan memupuk kebersamaan antar masyarakat di desa.
"Semangat kebersamaan, kegotongroyongan serta persatuan dan kesatuan antara masyarakat Desa Panji Anom bersama TNI perlu diapresiasi pemerintah di tengah wabah corona yang mulai merebak di sejumlah daerah," kata Bupati.
Sementara itu, Aster Kasdam IX/Udayana Kolonel Inf Jemz A. Ratu Edo menjelaskan bahwa TMMD adalah sebagai salah satu bakti TNI yang dilaksanakan dalam rangka membantu Pemerintah Daerah. TMMD juga memiliki tujuan untuk menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh.
"Ditengah wabah corona ini, TMMD terus berjalan. Ini sebagai komitmen membantu masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan sarana dan prasarana seperti air bersih adalah yang utama untuk diwujudkan. Fasilitas seperti jalan tentu sangat penting sebagai sarana transportasi di desa. Kalau tidak terselesaikan tentu akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di desa," kata perwira melati tiga itu.
Pemkab Buleleng batasi Pawai Ogoh-ogoh jelang Nyepi
Rabu, 18 Maret 2020 10:52 WIB