Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali AA Ngurah Gede Sujaya mengatakan, 20 sekolah di Denpasar yang menolak menerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) karena mereka sudah siap dengan pembiayaan secara mandiri.
"Semua sekolah yang menolak menerima BOS itu merupakan sekolah swasta yang dapat dikatakan sudah maju. Jadi mereka merasa sudah cukup membiayai sendiri biaya pendidikannya," kata Sujaya, di Denpasar, Kamis.
Ia menyebutkan, 20 sekolah yang menolak itu yakni enam SMP dan 14 SD. Di jenjang SMP, penolakan dana BOS datang dari SMP Taman Rama Jimbaran, SMP Taman Rama Denpasar, SMP Cipta Dharma, SMP CHIS, SMP Tunas Daud, dan SMP Dyatmika. Total siswa di enam sekolah tersebut berjumlah 810 orang.
Sedangkan 14 SD itu yakni SD Lentera Kasih, SD Tunas Kasih, SD Taman Rama, SD Dyatmika, SD CHIS, SD Tunas Daud, High Scope Indo, SD Mustika, SD Cerdas Mandiri, SD Tunas Bangsa, SD Universal, SD Pelita Jaya, SD Harapan Mulya, dan SD Tumbuh Kembang. Siswa di sekolah tersebut berjumlah 3.876.
"Pihak sekolah tidak mau menerima BOS, karena merasa anak-anak yang masuk di sana mayoritas berasal dari keluarga yang berada pula," ucapnya.(LHS)