Denpasar (ANTARA) - Tenaga Kerja asal Tiongkok di Bali selama ini mendominasi jumlah pekerja di perusahaan yang bergerak di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali.
"Kalau untuk tenaga kerja Tiongkok yang ada di sini kebanyakan bekerja di PLTU Celukan Bawang, setahu kami belakangan ini yang pulang ke Tiongkok dan balik ke Indonesia harus dikarantina di rumahnya, tidak bekerja dan tidak melakukan kontak dengan tenaga kerja lainnya," kata Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong, di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan bahwa semua pihak harus bersama-sama menjaga agar virus ini tidak masuk ke Bali. Untuk setiap staf yang baru libur ke Tiongkok dan tentu mengharuskan semuanya untuk diisolasi di rumah selama dua minggu sebelum kembali bekerja.
Selain itu, dari 5.000 warga Tiongkok yang masih di Bali, 200 di antaranya berasal dari Provinsi Hubei dan dalam kondisi sehat.
Baca juga: Konjen RRT: 5.000 warga Tiongkok masih di Bali
Pihaknya juga belum dapat mengonfirmasi jumlah warga Tiongkok yang sudah kembali ke negaranya. Namun, tetap akan memberikan bantuan evakuasi untuk warga Tiongkok yang masih ada di Bali.
"Kebanyakan mereka mau pulang, meskipun Bali sangat bagus mereka sangat merindu tanah air mereka. Untuk kepastian itu, kami akan memberikan bantuan evakuasi untuk warga Tiongkok di Bali. Hingga saat ini belum ada kepastian, jika ada kepastian akan dikabari segera," jelasnya.
Baca juga: Dubes China: 632 orang sembuh dari virus Corona
Sementara itu, kata dia, terdapat 2 juta kunjungan wisatawan dari Tiongkok ke Indonesia. Kalau untuk kunjungan pariwisata terlihat lebih banyak warga dari Provinsi Hubei karena tipe warganya yang optimis dan suka berwisata ke luar negeri.
"Jadi selama tahun 2019 ada Australia menduduki posisi pertama pariwisata di Bali, setelah itu warga Tiongkok. Sedangkan untuk tempat wisata favorit di Bali yaitu berada di Uluwatu, Tanah Lot dan Ubud, dan beberapa daerah wisata lainnya seperti di Buleleng dan Bangli," jelasnya.