Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mendorong penggunaan nama "Bali" sebagai sebuah "brand" untuk aneka produk pangan dan sandang yang dihasilkan pengusaha UMKM di Pulau Dewata.
"Karena Bali sebagai sebuah 'brand' sudah begitu baik, Bali punya nama besar, sehingga sangat memungkinkan bisa ke depannya berbagai produk dihasilkan dengan brand Bali yang sudah sedemikian kuat tersebut," kata Koster saat menerima audiensi dari Kelompok Ahli Bidang Kerjasama Investasi dan Khusus (Pokli KIK) di Denpasar, Jumat.
Menurut Koster, penggunaan "brand" Bali dalam aneka produk pangan dan sandang ini selain akan meningkatkan peran UMKM lokal di Bali, juga akan mengembangkan kreativitas desain produk para perajin dan desainer di Pulau Dewata.
"Orientasinya jelas untuk pasar wisatawan, produk-produk untuk kepentingan mendukung industri wisata di Bali. Namun, tidak sampai di sana, kita juga akan kembangkan produk-produk dengan orientasi ekspor," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya akan segera membentuk semacam "rumah desain produk" sebagai wadah dan fasilitas perencanaan dan pendesainan produk-produk yang nantinya akan diproduksi.
"Masalah keunikan desain, masalah kreativitas, masalah kualitas saya kira di Bali kita tidak kalah dengan yang lain, bahkan negara lain. Jika Swiss bisa mengembangkan jam tangan, mengapa Bali tidak bisa untuk mengembangkan produk dengan brand-nya sendiri. Bali sangat mungkin untuk itu bagi saya," ucapnya.
Yang penting, lanjut Koster, pengembangannya nanti harus melibatkan masyarakat luas seperti UMKM dan industri kecil serta memberdayakan orang lokal. Pemerintah daerah punya tugas untuk menciptakan peluang, mendukung permodalan demi pertumbuhan industri lokal.
Koster juga mengaku sangat yakin dengan kemampuan anak-anak muda Bali untuk menciptakan teknologi tepat guna untuk mendukung berbagai sektor yang ada di Bali.
"Contohnya di teknologi pengolahan sampah organik pada program Simantri, alatnya 'kan anak-anak (universitas-red) Udayana yang membuat. Misalnya saja untuk membuat alat pengupas gabah, tentu akan sangat berguna untuk para pertani. Anak-anak muda kita biasa ikut perlombaan robot dan teknologi tinggi lainnya jadi saya pikir tidak masalah untuk meng-create yang seperti ini. Tenaganya ada dan betul-betul digunakan untuk kepentingan daerahbnya. Kita harus pompa terus industri lokal ini," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, perwakilan Pokli KIK Himawan Hariyoga Djojokusumo mengatakan akan segera menindaklanjuti arahan Gubernur Bali dengan merancang sistem permodalan yang akan mendukung program tersebut. "Nanti adalah tugas kita di tim untuk mencari investor yang sekiranya cocok untuk mendukung pelaksanaannya," kata Himawan.
Pria yang juga menjabat perencana utama Kementerian PPN/Bappenas ini juga mengatakan kendala-kendala yang ditemui daerah lain untuk mengembangkan kebijakan serupa dilihatnya relatif kecil di Bali sehingga diharapkan bisa lebih mudah terlaksana.
"Tinggal sekarang kita dorong untuk kehadiran investor lokal untuk mendukung sesuai harapan Bapak Gubernur untuk memberdayakan tenaga dan investor yang asli putra Bali," ucap Himawan. (ed)