Kuta, Badung (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak pemangku kepentingan terkait untuk turut menyusun konsep "Sanga Bhuwana" dalam memetakan potensi pariwisata daerah setempat agar lebih maksimal.
"Pemetaan daerah ini akan disesuaikan dengan filosofi yang dimiliki Bali sebagai wilayah yang memiliki taksu (vibrasi spiritual)," kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat menjadi narasumber pada diskusi grup terfokus (FGD) Pariwisata Kabupaten Badung, di Kuta, Rabu.
Jika melihat data kunjungan wisatawan ke Bali terhitung "year on year" pada bulan yang sama memang mengalami peningkatan 17 persen di bulan Januari, namun jumlah PAD yang masuk justru mengalami penurunan.
Hal ini ditengarai lantaran semakin banyak pihak secara individual yang ikut bersaing menyiapkan tempat menginap dengan harga yang di bawah standar, jika dibandingkan dengan hotel sebagai penyedia tempat dan jasa yang selama ini tercatat sudah melakukan kewajibannya dengan baik.
"Penurunan ini tentu saja disebabkan kebocoran-kebocoran yang disebabkan beberapa hal, karena sebagian wisatawan yang datang ke Bali adalah mereka yang lebih mementingkan temuan destinasi baru yang berkualitas, dan tidak mementingkan layanan dengan budget yang mahal," ucapnya.
Untuk membenahi hal tersebut, Wagub Bali mengajak seluruh instansi terkait dengan kepentingan pariwisata Bali untuk duduk bersama dalam membahas sekaligus menyusun konsep "Sanga Bhuwana" untuk kembali membangkitkan gairah pariwisata sekaligus memetakan secara pasti letak daerah yang ada di Bali secara optimal.
Pemetaan daerah ini akan disesuaikan dengan filosofi yang dimiliki Bali sebagai wilayah yang memiliki taksu, yakni Kabupaten Badung yang terletak di bagian selatan Pulau Bali akan lebih di fokuskan sebagai "dapurnya" Bali yang khusus sebagai pintu masuknya para wisatawan.
Di wilayah Badung ditujukan untuk pelayanan bagi wisatawan sekaligus sebagai penjaga pariwisata Bali melalui sumber daya manusia dengan kualitas kemampuan yang dimiliki.
Sedangkan wilayah barat Pulau Bali akan dikhususkan untuk pengembangan konservasi laut yang diharapkan mampu memberikan kehidupan yang layak bagi para nelayan yang ada.
"Untuk wilayah Utara Bali akan dipetakan menjadi wilayah hutan dan pertanian yang akan difokuskan bagi petani yang pada masa akan datang berhasil memproduksi kebutuhan pokok pangan bagi masyarakat seluruh Bali sehingga mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar," ucapnya.
Wilayah timur akan dipetakan sebagai wilayah spiritual yang nantinya akan difungsikan bagi masyarakat yang menyukai spiritualitas dan kegiatan "tirta yatra" atau mengunjungi tempat-tempat suci.
Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Surya Wijaya mengatakan Bali khususnya Badung terus berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan dan membangkitkan regulasi devisa yang masuk.
Hal itu dilakukan dengan cara selalu melakukan promosi dan "branding" yang tepat pada negara tetangga, merasionalisasi budgeting, serta berkomitmen agar pariwisata menjadi skala prioritas yang terus dikembangkan.
"Untuk meminimalisasi kebocoran yang menyebabkan jebloknya PAD saat kunjungan wisatawan meningkat adalah dengan melakukan penertiban anggota asosiasi yang administrasinya belum lengkap dan menertibkan promosi hotel murah yang dapat menjatuhkan harga destinasi terutama yang disediakan oleh perseorangan," ucapnya.
Selain itu, dengan menata ulang pariwisata yang ada di Badung secara internal, sekaligus mengendalikan daerah lain dengan cara menggali potensi yang mereka miliki.
Dengan dilaksanakannya FGD dengan mengangkat tema "Kesiapan Asosiasi Pariwisata dalam Kontribusinya Terhadap Peningkatan Promosi Destinasi Pariwisata Badung" ini diharapkan mampu mencari jalan keluar atas kemunduran tingkat pendapatan asli daerah di tengah kunjungan wisatawan yang meningkat pada bulan yang sama di tahun yang berbeda.