Denpasar (Antaranews Bali) - Tim kesenian dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjadi tim inti kontingen Indonesia dalam perhelatan "Chingay Parade" di Singapura pada 15-16 Februari mendatang.
"Bali sebagai tim inti. Dengan menjadi tim inti, maka kita akan menjadi fokus perhatian. Kita berhak mendapatkan kehormatan display di depan Presiden dan Perdana Menteri Singapura," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, di Denpasar, Senin.
Dalam wawancara di sela-sela latihan dan pembekalan tim kesenian ISI Denpasar (8/2), Prof Arya menjelaskan Chingay Parade merupakan parade tahunan yang digelar serangkaian perayaan Imlek, dan sejumlah negara di ASEAN dan Asia selalu diundang untuk berpartisipasi dalam parade budaya tersebut.
Dengan menjadi tim inti Indonesia, duta dari ISI Denpasar yang diperkuat oleh 40 mahasiswa dan dosen itu, akan bergabung dengan tim dari 10 provinsi lainnya di Tanah Air.
Sebagai penampil unggulan Indonesia, ISI Denpasar akan menampilkan formasi parade yang diambil dari keagungan tradisi "Mapeed". Pihaknya akan mengemas bagaimana semarak tradisi mapeed di Bali dengan menampilkan bandrangan, tedung, dan kober hingga menjadi sebuah garapan yang artistik.
"Jadi tradisi mapeed itu yang kami jadikan sumber inspirasi garapan seni. Selain itu, kami juga menggarap musik kontingen Indonesia, dengan memadukan musik barat dan instrumen tradisional khususnya gending legong keraton," ujar guru besar seni karawitan itu.
Meskipun menggarap musik untuk Indonesia, ISI Denpasar tetap ingin menampilkan ciri khas musik tradisional Bali dan pakaiannya pun menggunakan pakaian seni pertunjukan Bali.
Setelah pelaksanaan parade pada tanggal 15 dan 16 Februari, lanjut Arya, tim ISI Denpasar juga akan mengisi workshop tari Bali. Kegiatan itu dijadwalkan akan digelar di Kedutaaan Besar RI di Singapura dalam acara "coffee morning" yang dihadiri Duta Besar dari seluruh dunia.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar I Ketut Garwa SSn, MSn menambahkan untuk persiapan tampil di Chingay Parade, telah dilakukan proses-proses latihan selama 1,5 bulan terakhir.
"Sudah sempat dilihat juga dari perwakilan KBRI dan astungkara diterima. Kami yakin nanti bisa tampil dengan sebaik-baiknya," ucapnya.
Garwa yang bertindak sebagai koordinator lapangan dalam ajang bergengsi itu menambahkan para peserta yang tampil merupakan mahasiswa pilihan dan terbaik.
"Terkait dengan tradisi Mapeed, hal ini penting ditampilkan sebagai identitas kelokalan Bali. Itu yang diramu dan dikemas dengan memanfaatkan sejumlah properti yang memenuhi koridor prosesi, di samping mengikuti perkembangan yang ada atau dikemas sesuai kondisi kekinian. (ed)
15-16 Februari, ISI Denpasar jadi tim inti Indonesia di "Chingay Parade" Singapura
Senin, 11 Februari 2019 13:44 WIB