Gianyar, (Antaranews Bali) – Bupati Gianyar I Made Mahayastra mengatakan saat ini sedang fokus meningkatkan kapasitas rumah sakit dengan membangun fasilitas baru di RS Sanjiwani dan mengubah Puskesmas di kecamatan Payangan menjadi rumah sakit kelas C untuk meningkatkan kapasitas pelayanan kesehatan.
“Penambahan fasilitas kesehatan di RS Sanjwani dengan biaya Rp150 miliar, dan peningkatan Puskesmas di Kecamatan Payangan menjadi rumah sakit kelas C dengan biaya Rp50 miliar, keduanya akan dikerjakan pada tahun 2019,” kata Bupati Gianyar, saat pelantikan pengurus Yayasan Kanker Indonesia cabang Gianyar dan Pengurus PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Gianyar, Selasa, di Gianyar.
Setelah penambahan fasilistas rumah sakit maka, Pemkab Gianyar akan meningkatkan dana untuk imunisasi kanker serviks kepada siswa kurang mampu untuk menekan pertumbuhan jumlah penderita kanker, janji Bupati Gianyar Made Mahayastra.
AA Gde Agung Bharata saat menjabat Bupati Gianyar periode 2013-2018 telah meningkatkan fasilitas RS Sanjiwani dengan dana pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur ( PT SMI) sebesar Rp150 Milyar untuk konstruksi dan alat kesehatan (Alkes). Bupati Gianyar Made Mahayastra akan menambah fasilitas RS Sanjiwani pada tahun 2019 dengan anggaran Rp150 miliar.
Bupati Gianyar yang baru menjelaskan pembangunan RS di kecamatan Payangan, Gianyar bukan karena dirinya lahir di sana. Tapi karena adanya kajian. Pertama, masih banyak antrian pasien sehingga pasien terpaksa antri hingga beberapa jam, bahkan seharian, di beberapa rumah sakit di Gianyar. Kedua, beberapa kecamatan sudah memiliki rumah sakit besar seperti kecamatan Gianyar, Ubud, Sukawati dan Batubulan, sementara di kecamatan Payangan dan Tampak Siring belum ada rumah sakit besar. Ketiga, Puskesmas Payangan masih punya lahan yang luas dan sudah punya 42 kasur untuk rawat inap.
“Dengan beberapa alasan tersebut, kami memutuskan untuk meningkatkan kapasistas pelayanan Puskemas Payangan menjadi rumah sakit kelas C dengan mengalokasikan dana Rp50 miliar untuk pembangunan tahun 2019,” kata Bupati.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kanker Indonesia cabang Gianyar, Ida Ayu Surya Adnyani Mahayastra mengatakan kanker sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan, karena berakibat kematian. Ironisnya, pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit kanker masih kurang sehingga setiap tahunnya selalu ditemukan kasus pengidap kanker.
“Kurangnya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan memeriksakan diri sejak dini menjadi penyebab setiap tahunnya selalu ditemukan pengidap penyakit kanker,” ujar Adnyani Mahayastra Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Gianyar periode 2018-2023.
Upaya yang dilakukan YKI adalah turun ke desa dan sekolah melakukan sosialisasi akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat terutama tidak mengkomsumsi makanan yang mengandung pengawet, pemanis, pewarna, penyedap dan pengenyal. Selain itu, memberikan pelayanan gratis berupa pemeriksaan deteksi kanker. Tes deteksi dini bisa dilakukan di klinik kesehatan maupun rumah sakit terdekat.
“Kanker serviks bisa dicegah dan disembuhkan asalkan diketahui sejak stadium awal. Pendeteksian kanker bisa dilakukan dengan pemeriksaan pap smear, tes inspeksi visual dengan asam asetat (IVA),” tambah Adnyani Mahayastra.
Sementara itu Ketua I YKI Bali Prof DR. Suardana mengatakan, jumlah pengidap kanker payudara menempati urutan tertinggi, setelah sebelumnya kanker serviks mendominasi. “Setelah kanker serviks, pengidap kanker payudara tertinggi kedua juga terus meningkat, khususnya pada perempuan berusia diatas 40 tahun, yakni berkisar dua persen setiap tahunnya,” katanya.
Ditambahkan, sekitar 50 - 70 persen kanker payudara ditemukan sudah pada stadium tiga dan empat. Untuk itu pihaknya mengharapkan kesadaran bagi perempuan untuk melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), pemeriksaan klinis, dan mamografi.