Denpasar (Antara Bali) - Gerabah yang dibuat dari tanah lihat dijadikan aneka barang bernilai seni, pasaran ekspornya lesu akibat kondisi ekonomi kalangan pencinta barang etnik itu belum pulih dari krisis global.
Pesanan gerabah "gentong etnik" dari mitra bisnis mancanegara sangat kurang, sehingga ekspor pun lesu, tutur Ni Made Sumiati, eksportir aneka barang kerajinan di kawasan wisata Sanur, Sabtu.
Lesunya kondisi pemasaran gerabah tersebut, seperti dilaporkan Dinas Perindag Provinsis Bali, yang menyebutkan perolehan devisa produk kerajinan gerabah hanya 1,3 juta dolar AS selama Januari-Mei 2011.
Hasil perdagangan itu turun 54 persen jika dibandingkan periode sama 2010 yang mencapai 2,9 juta dolar AS. Hal itu disebabkan selama periode tersebut volume perdagangan gerabah turun dari 1,4 juta pcs menjadi hanya 791 ribu pcs.
Berkurangnya perolehan devisa tersebut tidak dialami perajin Bali saja, tetapi juga rekannya asal Lombok. Hal itu mengingat gerabah yang dipasarkan ke mancanegara sebagian juga hasil kerja masyarakat Banyumelek, Lombok, kata Made Sumiati.
Barang etnik yang dibuat dengan memanfaatkan tanah lihat dan dibakar sesuai dengan keperluannya itu menghasilkan benda-benda bernilai seni sehingga memikat konsumen asal Italia, Spanyol, Inggris dan AS.(*)
Pasaran Gerabah "Gentong Etnik" Ekspor Lesu
Sabtu, 13 Agustus 2011 9:54 WIB