Denpasar (Antaranews Bali) - Istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ny Tri Suswati Karnavian, secara resmi membuka Kejuaraan Menembak Pistol yang diikuti 228 orang polisi wanita (Polwan) dari 33 Polda se-Indonesia di Lapangan Pecatu Bhayangkara Shooting Range, Selasa.
"Kejuaraan menembak yang diikuti ratusan polisi wanita ini bertujuan memperingati Hari Polwan ke-70," ujar Tri Suswati didampingi Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus R. Golose, di Desa Pecatu, Kabupaten Badung.
Selain itu, juga bertujuan untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa Polwan Indonesia juga mempunyai kemampuan teknik sangat baik dalam menembak.
Ia mengatakan, sistem pertandingan ini menggunakan sistem gugur atau petembak yang telah kalah tidak dapat melanjutkan ke babak berikutnya dan juga melakukan "dueling plate" atau lawan sesuai hasil undian yang dicantumkan dalam bagan pertandingan dan sesuai dengan kelompoknya.
"Disini akan terlihat kemampuan polwan tidak hanya mahir dalam menembak, namun bagaimana melakukan teknik menembak dengan cara berlari dan menembak dengan kecepatan. Jadi, tidak seperti yang dilakukan hanya menembak target, disini akan terlihat Polwan yang mahir pun belum bisa menang," kata Ibu Asuh Polwan itu.
Oleh karenanya, para peserta akan diuji kemampuan konsentrasi, kecepatan, teknik dan strategi dalam memenangkan pertandingan ini. "Saya berharap para peserta polwan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya saat menghadapi kejadian kriminalitas di lapangan," katanya.
Kegiatan ini, kata Tri, dapat bermanfaat kepada Polwan se-Indonesia bahwa mereka memerlukan kegiatan positif ini, karena agar mahir menembak saat dilapangan perlu terus dilatih secara berkelanjutan.
Sementara itu, Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus R. Golose menambahkan Kejuaraan Menembak Pistol di Bali ini pertama kali dilakukan para Polwan se-Indonesia dan kegiatan ini sebagai deklarasi tentang keberadaan "The International Defensive Pistol Association" (IDPA).
"Ini penting disampaikan, karena saya merasa sebagai aparat kepolisian lebih cocok menggunakan istilat IDPA yang sifatnya tertutup dan lomba dengan macam-macam strategi dan berbagai posisi seperti menembak sambil berjalan dan selalu melindungi kawan sendiri. Nah, ini tidak gampang dilakukan dan sangat cocok dilakukan untuk aparat penegak hukum," katanya.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengubah pola pikir para Polwan dan polisi pria di Indonesia agar terbiasa menggunakan pistol jenis baru, yang sebelumnya hanya mengunakan senjata revolver. "Kejuaraan ini murni gagasan ibu asuh Polwan, Tri Suswati," katanya.
Ia mengharapkan, kejuaraan ini dapat terus meningkatkan kemampuan anggota Polwan agar siap menghadapi dan siap mengoperasikan pistol, sehingga pola pikir yang dahulunya masih menggunakan senjata revolver (berbentuk silinder), dapat menggunakan "magazine".
Hal ini diakuinya, sangat bagus sebagai upaya pembinaan dan sangat cocok karena polisi wanita juga aparat penegak hukum yang bukan lagi hanya sekadar pendamping atau melaksanakan tugas-tugas kantor pada umumnya.
"Mereka (Polwan) ini harus siap dengan segala situasi dan kondisi yang dihadapi laiknya seorang polisi, saya bersyukur lomba ini dihadiri seluruh satuan kerja Mabes Polri dengan 33 Polda dikurang satu Polda NTB, karena saat ini sedang melakukan siaga membantu warga Lombok yang tertimpa musibah bencana gempa," katanya. (WDY)