Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali mencanangkan program inovasi pelayanan kependudukan yakni "Gerakan Indonesia Sadar Administrasi (GISA)" kependudukan.
Sekretaris Daerah Kota Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Iswara, saat pembukaan pencanangan program "GISA" kependudukan di Denpasar, Senin, mengatakan program tersebut dalam upaya memberikan pelayanan prima, khususnya kependudukan kepada masyarakat.
Pencanangan program "GISA" diisi dengan perekaman kartu tanda penduduk elekronik (KTP-E) dan pemutahiran kartu keluarga.
Ia mengatakan masalah kependudukan tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab dinas kependudukan dan pencatatan sipil (Disdukcapil), melainkan harus menjadi tanggung jawab semua pihak, mulai kepala lingkungan, kepala dusun, kecamatan sampai dengan dinas kependudukan.
"Penanganan permasalahan kependudukan agar terus dilakukan komunikasi dan koordinasi sehingga dapat diselesaikan dengan baik, yakni dengan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.
Rai Iswara lebih lanjut mengatakan penduduk merupakan subjek dan objek pembangunan. Untuk mewujudkan pembangunan agar berjalan dengan baik diperlukan tertib administrasi kependudukan.
Dengan adanya "GISA", maka tertib administrasi kependudukan dapat menekan berbagai dampak permasalahan kependudukan, seperti pemukiman kumuh dan keamanan serta permasalahan lainnya.
Dari data jumlah penduduk Kota Denpasar yang wajib ber-KTP sebanyak 477.582 orang. Sedangkan yang belum perekaman sebanyak 14.223 orang. Sedangkan untuk kepemilikan akta kelahiran anak mencapai 94 persen.
Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Denpasar Anak Agung Isteri Agung menambahkan pelaksanaan "GISA" di Kota Denpasar sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri RI No.470/837/SJ tentang Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan.
Pelaksanaan "GISA" memiliki empat program, yaitu program dokumen kependudukan, program pemutahiran data kependudukan, program pemanfaatan data kependudukan, dan program melayani administrasi kependudukan.
"Kami di Kota Denpasar telah melaksanakan empat program ini sebelum dicanangkan. Namun gebyarnya baru dilaksanakan sekarang," ujarnya.
Kepala Desa (Perbekel) Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra mengatakan untuk tertib administrasi kependudukan di wilayahnya semua masyarakat telah menyadari pentingnya manfaat administrasi kependudukan tersebut. Mengingat setiap mengurus dokumen apapun penduduk harus mempunyai administrasi yang lengkap.
"Hampir semua masyarakat di wilayah Padangsambian Kelod telah menyadari penting tertib administrasi kependudukan. Untuk itu warga telah melakukan pemutahiran data kependudukan," katanya.
Sosialisasikan sungai
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan bersama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, Bali, melakukan kegiatan sosialisasi terhadap ratusan siswa SD dan SMP dalam mewujudkan sungai yang bersih, sehat, produktif dan lestari selama tiga hari, 13-15 Agustus.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar Ketut Wisada mengatakan sosialisasi yang bertema "sekolah sungai" tersebut dilaksanakan di bantaran Sungai Bindu, Kecamatan Denpasar Timur.
"Sekolah sungai merupakan program belajar mengenai seluk-beluk sungai dengan segala aspeknya, yang berbasis komunikasi untuk para pegiat sungai, siswa, pemda dan masyarakat,"ujarnya.
Menurut Wisada, kegiatan tersebut akan dilakasanakan di beberapa sungai yang melintasi Kota Denpasar, seperti DAM Sungai Bindu, Ayung (perumahan Benculuk Indah), Hilir Sungai Ayung (Dam Karet, selatan lapangan tembak), Sungai Badung (penataan sungai modern), hilir Sungai Loloan Mertasari.
"Ajang itu untuk menjawab kebutuhan para penggiat sungai yang membutuhkan bekal pengetahuan memadai tentang pengelolaan sungai berkelanjutan berbasis komunikasi ataupun partisipasi masyarakat," ujar Wisada.
Ia mengatakan melalui sekolah sungai, maka siswa dapat menyadari berbagai antisipasi untuk pengurangan resiko bencana khususnya sungai. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mengedukasi siswa tidak hanya di ruang kelas, tetapi praktek di lapangan.
"Kedepan, kami berharap masyarakat melalui anak-anak memiliki kesadaran untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asri, serta dapat menjadi pelopor kebersihan di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar," ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Pembina Yayasan Tukad (Sungai) Bindu, Ida Bagus Alit mengatakan penataan Sungai Bindu merupakan terjemahan dari program Pemerintah Kota Denpasar atas arahan Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakilnya Jaya Negara bekerja sama dengan pihak desa maupun warga di seputaran Sungai Bindu.
Dikatakan langkah tersebut mendapat sambutan positif dari warga masyarakat sekitar Sungai Bindu yang ingin mewujudkan lingkungan bersih dan sungai yang bersih. "Kami sangat gembira sekali atas diadakanya kegiatan tersebut, melalui kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran bagi siswa untuk lebih mengenal lingkungan dan tentunya dapat menjadi pembelajaran untuk selalu menjaga lingkungan," ujarnya.
Sementara itu, seorang siswa SMP Widya Sakti Denpasar Gede Adi Saputra (13) mengaku sangat senang mengikuti kegiatan sosialisasi sungai. Melalui kegiatan ini, ia dapat mengerti dan memahami arti pentingnya lingkungan. Selain itu disini juga diperkenalkan tumbuhan-tumbuhan langka dan perkebunan yang nantinya dapat kami adopsi di rumah maupun sekolah. (ed)
Pemkot Denpasar canangkan inovasi pelayanan kependudukan "GISA"
Senin, 13 Agustus 2018 18:02 WIB