Buleleng (Antaranews Bali) - Taman Nasional Bali Barat (TNBB) melepasliarkan sepuluh ekor burung jalak bali hasil pengembangbiakan ke alam bebas di wilayah Labuhan Lalang, Kabupaten Buleleng, Sabtu.
Pelepasan burung langka ke alam liar ini dihadiri Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki serta Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno, pejabat dan pegawai TNBB, pimpinan desa adat dan dinas serta kelompok masyarakat.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu upaya konservasi, sehingga populasi burung jalak bali bisa berkembang dengan baik," kata Wiratno.
Ia mengatakan, untuk mengelola kawasan konservasi saat ini harus melibatkan masyarakat, dengan menempatkan mereka sebagai subyek termasuk dengan menghargai budaya serta adat masyarakat setempat.
Sesuai dengan program Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu menghadirkan negara di tengah-tengah masyarakat, dengan cara menganggap penting dan mendorong peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi alam.
Hal yang sama juga disampaikan Teten Masduki, dengan menegaskan apresiasi serta dukungan terhadap pelestarian yang dilakukan Taman Nasional Bali Barat.
Sementara itu, Kepala Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah Krisna mengatakan, setelah dilepas ke alam liar, dengan dibantu masyarakat pihaknya akan melakukan pengawasan intensif untuk memastikan burung jalak bali yang dilepas bisa bertahan hidup, serta berkembang biak di alam liar dengan baik.
Ia mengatakan, sepuluh ekor burung yang dilepas ini merupakan hasil pengembangbiakan di Unit Pengelolaan Khusus Pembinaan Jalak Bali Taman Nasional Bali Barat, di wilayah Tegal Bunder, Kabupaten Buleleng.
"Kandang habituasi yang kosong setelah sepuluh ekor ini dilepas ke alam liar, akan segera kami isi dengan burung yang baru sebagai pengikat. Upaya konservasi terhadap burung langka ini akan terus kami lakukan," katanya. (ed)