Gianyar (Antaranews Bali) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mengatakan pendamping desa saat ini harus "melek" media sosial (medsos) untuk promosi potensi, agar medsos tidak hanya diisi hoax.
"Pendamping desa pada era Revolusi Industri 4.0 harus 'melek' medsos, agar potensi yang ada di desa bisa viral dan dikenal masyarakat di seluruh dunia," ujarnya di Gianyar, Bali, Sabtu.
Saat ini di Kabupaten Gianyar terdapat 32 pendamping desa dan jumlah penduduk mencapai 492.000 jiwa.
Menurut Eko, pendamping desa harus bisa memobilisasi masyarakat di kabupaten tersebut agar potensi yang ada di daerah itu menjadi dikenal masyarakat.
"Contohnya kalau di Gianyar ada kafe baru dengan ciri khas kopinya, bisa diviralkan agar semakin dikenal masyarakat." tambahnya.
Ia bahkan tak segan-segan meminta pendamping desa agar "mencolek" dirinya di medsos, yang kemudian akan diunggah ulang oleh dirinya agar semakin dikenal.
Menurut dia, pariwisata menjadi sarana promosi yang murah dan efektif pada saat ini. Apalagi jika menjadi viral, maka dunia bisa tahu mengenai embung ataupun kafe baru yang dibangun. "Kalau pendamping desa aktif, maka tidak ada kegiatan yang tidak diketahui dunia." lanjutnya.
Eko juga meminta pemerintah daerah Gianyar untuk mengatasi berbagai persoalan yang masih melanda daerah itu seperti "stunting" atau kerdil, kemiskinan dan juga sampah plastik. Ketiga persoalan itu jika tidak ditangani, maka akan menghambat Indonesia menjadi salah satu negara besar pada masa yang akan datang.
"Tiga persoalan ini, kalau tidak ditangani dengan baik akan menjadi penghambat. Untuk menjadi negara maju diperlukan kualitas sumber daya manusia yang mampu dalam mengelola alam," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Pj Bupati Gianyar Ketut Rochineng memaparkan dana desa yang dialokasikan secara keseluruhan untuk Kabupaten Gianyar berjumlah Rp51,971 miliar lebih untuk 64 desa, sedangkan dana program padat karya tunai (PKT) dialokasikan sebesar Rp38,361 miliar lebih.
"Dana desa yang telah disalurkan sampai dengan bulan Juni 2018 di Kabupaten Gianyar sebesar Rp/31 miliar lebih. Penggunaan dana desa diarahkan untuk mendukung program satu desa satu produk unggulan, sejalan dengan apa yang dicanangkan di Kabupaten Gianyar," katanya.
Untuk dana desa yang diterapkan melalui mekanisme padat karya tunai (PKT) tentunya akan membawa dampak yang sangat besar bagi desa, karena akan terjadi perluasan lapangan pekerjaan, penciptaan tambahan pendapatan bagi tenaga kerja lokal.
Acara juga dihadiri Sekjen Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, Dirjen PPMD Kemendes PDTT Taufik Majid, Kepala Pusat Data dan Informasi Ifan Novik Augusta, Staf Khusus Menteri, Indra Muda Salim, Kadis PMd Kab. Gianyar I Ketut Suweta dan para pendamping. (WDY/ed)
Mendes: pendamping desa harus "melek" medsos
Sabtu, 7 Juli 2018 10:50 WIB