Denpasar (ANTARA) - Pelaksanaan pembangunan desa dengan berbagai potensinya membutuhkan pendampingan dari kalangan akademisi, kata Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Samsul Widodo.
"Pembangunan desa ini tidak lepas dari pendampingan, yaitu peran perguruan tinggi dalam pengabdian masyarakat untuk mendamping desa yang disediakan oleh pemerintah pusat agar bisa dilakukan percepatan pembangunan desa," katanya dalam seminar "Inovasi Unud Bangun Desa" di Universitas Udayana di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan peran universitas itu diperlukan untuk lebih banyak dalam hal inovasi bagi perkembangan potensi di desa dan memperkenalkan secara langsung kepada kepala desa.
"Sebenarnya pendanaan untuk pembangunan desa sudah cukup besar dan lima tahun ke depan Presiden Jokowi menjanjikan Rp400 triliun untuk Dana Desa dan ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pembangunan desa," katanya.
Menurut dia, inovasi bagi perkembangan desa dibutuhkan untuk mempercpet pembangunan desa.
Ia mengemukakan pentingnya universitas yang ada di Bali terlibat dalam hal itu, seperti melalui program pengabdian kepada masyarakat desa.
"Misalnya saja seperti hari ini, Universitas Udayana mengumpulkan para kepala desa, pengurus BUMDes untuk ikut dalam seminar mengenai inovasi-inovasi pengembangan desa. Nah, inisiatif ini saya pikir perlu kita dukung juga," ucapnya usai presentasi dalam kegiatan itu.
Ia menilai seminar itu menjadi cara memberikan pencerahan kepada kepala desa, Badan Usaha Milik Desa, baik tentang pengelolaan Dana Desa maupun pengembangan potensi desa melalui kolaborasi.
Bentuk pendampingan dari universitas untuk mengembangkan inovasi desa, kata dia, antara lain membantu memberikan ruang dan memperkenalkan produk hasil pemanfaatan potensi desa.
Ia menyebut banyak pengusaha bersedia menampung dan menyalurkan produk pemanfaatan potensi desa.
Banyak pihak juga, kata dia, yang semestinya dapat berkolaborasi dengan pihak desa, kecamatan, hingga pemerintah daerah.
"Desa-desa di Bali sudah cukup maju, karena pariwisata Bali menggerakkan begitu besar potensi yang ada di desa, tinggal bagaimana desa-desa ini dapat terlibat dalam pembangunan dan mengelola desa wisata milik usaha desa," kata Samsul.
Ia mengharapkan melalui seminar inovasi tentang pengembangan potensi ekonomi desa itu, dapat menghasilkan referensi yang baik dan konsisten untuk terus ditingkatkan penerapannya.
Dirjen: pembangunan desa butuh pendamping akademisi
Rabu, 25 September 2019 19:01 WIB