Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengungkapkan ketertarikannya pada pengobatan tradisional Tiongkok, khususnya dalam penanganan korban ketergantungan narkoba.
"Beberapa waktu lalu saya ke China, saya melihat bagaimana pengguna narkoba diobati dengan terapi akupuntur dan minuman herbal China, dan itu berhasil," katanya saat menerima kunjungan delegasi Universitas Shanghai Tiongkok, di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, ia mengaku tertarik untuk hal itu dan ingin mengembangkannya. "Saya harap ini akan jadi salah satu solusi dalam penanganan korban narkoba," katanya.
Untuk saat ini, tambah Pastika, Indonesia sudah dalam kondisi darurat narkoba dan hampir puluhan nyawa melayang perharinya akibat dari penyalahgunaan narkoba.
Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah nyata khususnya bagi para korban narkoba yang salah satunya dengan menjalani rehabilitasi dan dipadukan dengan pengobatan tradisional Tiongkok.
Menurut dia, pengobatan tradisional Tiongkok sudah sangat terkenal dan banyak digunakan di berbagai negara termasuk di Indonesia.
Selain itu, Bali juga memilki banyak tanaman obat-obatan yang sudah dijadikan obat tradisional untuk berbagai penyakit berdasarkan pada kitab suci Ayurveda.
"Kami berharap dengan adanya hubungan kerja sama yang nantinya akan dijalin dengan Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa Denpasar, maka akan dapat memperkaya pengobatan tradisional yang ada sekaligus sebagai ajang saling bertukar ilmu pengetahuan serta pengalaman dalam bidang kesehatan," ucap Pastika.
Sementara itu, President Shanghai University of TCM Jianguang Xu mengatakan pengobatan tradisional dengan akupuntur dan minuman herbal yang selama ini telah diterapkan di Tiongkok memang telah berhasil untuk menyembuhkan seseorang dari ketergantungan narkoba.
Tidak itu saja, pengobatan tersebut juga digunakan melepas ketergantungan seseorang terhadap rokok. Dengan jalinan kerja sama yang nantinya akan terbentuk antara Universitas Shanghai dan Universitas Warmadewa ini diharapkan jadi momentum bagi perkembangan dunia kesehatan pada umumnya dan khususnya pengobatan tradisional.
Sebagai pusat pariwisata dunia, Bali sudah sepatutnya dapat menyediakan layanan kesehatan yang prima bagi para wisatawan, apalagi saat ini jumlah wisawatan Tiongkok yang berkunjung ke Bali sangat banyak.
"Kami harap jalinan kerja sama ini dapat terwujud, sehingga akan dapat mengembangkan pengobatan yang ada sehingga Bali nantinya bisa menjadi pusat kesehatan internasional," ucapnya.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra dan Wakil Rektor 1 Universitas Warmadewa Ir I Nyoman Kaca MSi beserta jajarannya. (WDY)