Denpasar (Antaranews Bali) - Jajaran Dinas Kebudayaan Provinsi Bali menyosialisasikan rencana pelaksanaan Pesta Kesenian Bali 2018 yang mengangkat tema "Teja Dharmaning Kauripan, Api Spirit Penciptaan" kepada para seniman di sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata.
"Dalam sosialisasi yang telah kami laksanakan berkeliling sembilan kabupaten/kota dalam beberapa hari ini, kami menghadirkan para seniman, terutama para penggarap seni, pembina seni, dan perwakilan sekaa-sekaa (kelompok) seni, supaya ada pemahaman persepsi tentang tema yang diangkat," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha, di Denpasar, Selasa.
Dengan demikian, lanjut dia, maka tema PKB 2018 tidak hanya bisa tertuang dalam garapan seni, sekaligus diharapkan dapat menambah pemahaman masyarakat terkait nilai-nilai pendidikan dalam PKB.
"Pesta Kesenian Bali yang tahun ini digelar untuk ke-40 kalinya, tentu dari segi seni ditujukan sebagai wahana untuk pelestarian, pengembangan dan pembinaan seni, serta penciptaan seni baru. Namun, patut diingat, dari PKB sekaligus kami harapkan agar bisa memberikan proses pencerahan dan pendidikan masyarakat lewat garapan maupun tarian yang disampaikan," ucapnya.
Dewa Beratha mengemukakan, sesungguhnya tema PKB pemaknaannya dapat dilihat dari dua aspek yakni secara sekala (fisik) maupun niskala (rohani).
"Secara `sekala`, kehidupan masyarakat tentu sangat tergantung dengan api, seperti api yang digunakan untuk memasak, maupun api dalam artian energi sebagai sumber lisrik," ujarnya setelah menggelar sosialisasi ke Kabupaten Bangli dan Gianyar itu.
Dari sisi niskala (rohani), tema yang ada hendaknya dimaknai agar manusia bisa mengendalikan api atau energi dalam dirinya. Menurut dia, api dalam diri jika tidak bisa dikendalikan, maka akan menjadi pemicu kemarahan. Sebaliknya, kalau dapat dikendalikan (dengan menghidupkan cakra dalam diri) maka bisa menimbulkan kekuatan kepada manusia.
"Selain itu, semua upacara keagamaan Hindu di Bali juga tidak bisa dilepaskan dari simbol api. Pemuliaan mengenai api juga telah tertuang dalam pelbagai cerita Hindu," ucapnya.
Berkaca dari pelaksanaan PKB tahun-tahun sebelumnya, Dewa Beratha tidak menginginkan sampai terjadi tema PKB hanya sekadar ditempel pada akhir cerita garapan.
"Intinya, bahwa betul-betul tema PKB tersebut oleh penggarap bisa diimplementasikan dalam bentuk tetabuhan, maupun tarian, serta mengangkat cerita dari sastra Bali yang berkaitan dengan api. Dengan demikian, penggarap bisa menyampaikan pesan bagaimana manfaat api dan cara manusia memuliakan api," katanya. (*)