Mangupura (Antaranews Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali dan pelaku pariwisata di daerah setempat menyambut positif pencabutan "travel warning" oleh Pemerintah Tiongkok.
"Kami bersyukur karena pemerintah Tiongkok mencabut `travel warning` ini, karena pemerintah Indonesia sudah meyakinkan bahwa Bali aman dikunjungi dan pemerintah juga memberikan garanti apabila terjadi `strended" akibat bencana erupsi Gunung Agung dengan membuat pernyataan kerja sama," kata Kepala Dinas Pariwisata Badung, I Made Badra di Mangupura, Rabu.
Dengan dibukanya kembali wisatawan asal Tiongkok datang Bali ini, Badra meyakini kunjungan wisatawan mancanegara akan mencapai 16.000 jiwa per harinya pada Januari 2018 dan tingkat hunian (okupansi) hotel dapat mencapai 75 persen dari total 130.000 kamar hotel berbintang yang ada di Badung.
"Kami akan melihat bagaimana kondisi kondisi kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Bali saat Perayaan Tahun Baru Imlek pada Februari 2018 dan optimistis target kunjungan dari negara ini mencapai 5.000 orang saat itu," kata Mantan Kepala Dinas Perikanan ini.
Ia mengakui, dampak erupsi Gunung Agung beberapa bulan lalu, membuat kunjungan wisatawan Tiongkok sempat anjlok 200.000 per bulan. "Penurunan kunjungan wisatawan asal Tiongkok ini cukup besar dan kami terus melakukan upaya terbaik untuk pariwisata Bali," katanya.
Pria asal Kuta ini, akan berupaya menggeliatkan pangsa pasar mancanegara agar tertarik datang ke Bali khususnya wisatawan asal Tiongkok yang dinilai masih sangat potensial. "Untuk jumlah wisatawan mancanegera rata-rata yang datang ke Badung pernah mencapai 16.000 per hari dan saat erupsi Gunung Agung sempat turun menjadi 15.000 wisman per hari," katanya.
Badra mengharapkan, awal Januari 2018, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali akan kembali normal dan berkelanjutan, meskipun pihaknya tidak bisa memprediksi kapan erupsi Gunung Agung yang lebih besar terjadi kembali dan kapan berakhir.
Hal senada diungkapkan, Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Badung, I.G.A Ngurah Rai Suryawijaya yang mengatakan upaya pemerintah pusat mampu meyakinkan Konjen Tiongkok dan Duta Besar Indonesia di Negeri Tirai Bambu, bahwa Bali aman dikunjungi.
"Sepanjang ada ada jaminan untuk warga Tiongkok yang berkunjung ke Bali saat terjadinya bencana erupsi Gunung Agung yang berakibat penutupan bandara sehingga tidak membuat warganya `strended" di Pulau Dewata," katanya.
Apabila terjadi penutupan Bandara Ngurah Rai, para pelaku industri pariwisata sudah siap untuk menampung wisatawan ini menginap di hotel milik mereka dengan "one free night" di hotel tersebut.
"Saya masih optimistis, wisatawan asal Tiongkok banyak yang ingin datang ke Bali, apalagi pada Februari 2017 nanti ada Perayaan Imlek, akan ramai datang ke Bali," katanya. (WDY)