Klungkung (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali, segera membangun 20 unit tempat olah sampah (TOS) yang digunakan sebagai bahan bio aktivator seperti gas rumah tangga dan sumber energi listrik.
"Kami luncurkan TOS ini pada 31 Desember 2017 dan target 20 TOS di desa-desa selesai Tahun 2018 yang nantinya sampah yang ada di desa-desa dapat diolah menjadi energi bermanfaat. Sehingga ke depannya tidak perlu lagi membangun tempat pembuangan sampah lagi," kata Bupati Klungkung, Bali, I Nyoman Suwitra saat ditemui di GOR Secapura, Kota Semarapura, Jumat.
Ia mengatakan, rencana pembangunan TOS ini baru mendapat dukungan sepuluh desa yang ada di daerah itu dan pada 31 Desember dipastikan tempat pembuangan sampah di Desa Sente akan ditutup dan dibangun TOS ini.
Pihaknya mengakui, untuk volume di Kabupaten Klungkung dalam satu hari menghasilkan sampah 20 truk dan ia menargerkan, untuk satu truk pengangkut sampah nantinya akan melayani satu TOS. Sehingga, Pemkab Badung akan membangun 20 unit TOS yang nantinya tersebar di masing-masing desa.
Sehingga sampah yang ada di TPS Desa Sente sebagian dibuang ke TPA Suwung dan sebagiannya lagi akan diolah menjadi pelet di TOS ini. "Hal ini dilakukan, karena di TPA Sente jumlah sampahnya berskala besar," ujarnya.
Suwirta mengatakan, dengan adanya TOS ini akan menjadi alternatif masyarakat desa untuk membuka peluang bisnis baru dalam pembuatan pelet ini, karena melihat situasi ekonomi Bali yang dikhawatirkan melesu akibat aktivitas vulkanik Gunung Agung ini dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Ini peluang bisnis, karena masyarakat atau desa bisa menjual pelet kepada Indonesia Power dan kedua masyarakat dapat menggunakan kompor yang menggunakan bahan bakar pelet, sehingga tidak perlu lagi membeli gas," ujarnya.
Oleh karena itu, Suwitra melihat peluang bisnis altrnatif TOS ini sangat membantu masyarakat di desa untuk mengembangkan bisnis baru. "Jadi semua desa dan semua banjar di Klungkung sudah menghasilkan produk pelet ini, pemerintah akan memfasilitasi pemasarannya ke Indonesia Power dengan harga yang memadai," ujarnya
Dengan adanya alternatif pengolahan sampah ini, pihaknya meyakini permasalahan sampah akan berkurang di Kabupaten Klungkung dan menjadi satu-satunya peluang usaha untuk masyarakat.
"Sekarang kami sedang mengupayakan ini, agar disetiap desa bisa memiliki TOS. Dengan adanya TOS ini permasalahan sampah tidak akan sulit, karena sudah tidak perlu dipilah, kecuali sampah besi, batu dan kayu," ujarnya.
Selain itu, limbah rumah tangga dan pertanian seperti kacang kace maupun bulu ayan, kotoran babi dan kotoran sapi semua akan berfungsi sebagai bahan untuk membuat pelet yang diolah di TOS.
"Apalagi ini menjadi peluang bisnis, saya yakin satu banjar ibu-ibu PKK bisan membuat kelompok untuk membuat TOS ini, karena caranya sangat mudah. Yakni sampah dipiyem jadi satu kotak, kemudian setelah kering dicacah menjadi pelet. Saat kering itu lah dapat menjadi bahan energi kompor dan energi listrik," ujarnya. (WDY)