Ampalura (Antara Bali) - Desa Adat Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali memanfaatkan musim liburan sekolah untuk memberikan pendidikan tentang adat dan budaya lokal.
"Acara yang dikemas dengan naman pesraman kilat itu total mengajarkan materi bernuansa adat dan budaya lokal," kata I Nyoman Wage selaku Prajuru Pasekan atau pengurus Desa dalam bidang pemerintahan, Sabtu.
Ia mengaku pada liburan sebelumnya kegiatan pesraman memanfaatkan waktu libur Sabtu dan Minggu selama tiga bulan, tahun ini kegiatan pesraman di desa yang bersebelahan dengan desa tua Tenganan Pegringsingan itu di persingkat hanya selama satu bulan.
"Peserta yang sudah terdata sebanyak 59 orang terdiri dari anak-anak SD dan remaja se-Desa Adat Pesedahan," katanya.
Menurut Wage, dari pengalaman tahun sebelumnya, kegiatan pesraman besar manfaatnya khususnya dalam merebut hati remaja untuk peduli dan paham akan nilai warisan budaya lokal.
Kegiatan pesraman itu, kata dia muncul dari fakta bahwa pengaruh arus perkembangan jaman begitu kuat mencekoki remaja yang cenderung membuat mereka apatis terhadap warisan budaya lokal.
Berdasarkan pemikiran itu, jelas Wage kegiatan pesraman di Desa Adat Pesedahan dilembagakan dalam Pesraman Santhi Kumara. "
Tahun lalu kegiatan pesraman diikuti 68 remaja dan telah mampu menguasai berbagai ketrampilan lokal," jelasnya.
Keterampilan lokal yang di maksud Wage adalah membuat kise, sengkui, klatkat sudamala, membuat sarana upacara seperti banten sayut pejatian termasuk membuat kwangen, aledan sesayut, sampian sesayut, cemper dan tangkih.
"Untuk tahun ini, bagi remaja diberi materi tambahan berupa pelajarana yoga, patologi, kesehatan mental, ilmu budaya dasar, budi pekerti, wira carita, weda, tatwa, wariga dan nyastra," jelasnya.
Materi membuat upacara keagamaan atau "majejahitan" juga ditingkatkan pada sarana upacara atau "bebantenan" yang lebih rumit seperti membuat peras penyeneng, banten pebersihan, daksina, prayascita, pengambean, banten pejati dan yang lainnya.
"Sama seperti tahun lalu, pesraman kilat kali ini didukung tim penyuluh lapangan dan guru Agama Hindu di Kecamatan Manggis," jelasnya.
Ia mengaku keseriusan Desa Adat Pesedahan dalam menjaga adat dan budaya dari pengaruh globalisasi dan modernisasi terlihat dari besarnya anggaran yang akan dikucurkan untuk kegiatan pesraman kilat tersebut.
Bendesa Adat Pasedahan, I Ketut Artana mengatakan untuk kegiatan tahun ini anggaran desa adat yang diplot untuk pesraman kilat mencapai Rp 20 juta.
"Jika dibandingkan dengan manfaatnya, dana sebesar itu tidak banyak. Pesraman kilat kita laksanakan untuk mempersiapkan generasi muda memasuki masa gria asta asrama atau masa berumah-tangga," ujarnya.
Kegiatan pesraman itu, kata dia bertujuan menuntun generasi muda untuk dapat memahami adat budaya, seni, dresta atau aturan adat dan tata cara atau indik-indik agar mereka tidak kebingungan saat terjun ngayah atau gotong -royong ke desa adat," jelasnya.(*)
Liburan Anak-anak Diberikan Pendidikan Adat
Sabtu, 25 Juni 2011 14:13 WIB