1. Ketahui nilai bisnis Anda
"Konten yang bagus adalah konten yang bercerita. Menggabungkan data dan menjadikan data itu jadi cerita," ujar Naomi.
Untuk dapat menciptakan konten yang bercerita, menurut Naomi, bisa didapatkan dari kisah perjalanan usaha Anda, dan nilai dari setiap departemen.
Misalnya, Naomi menjelaskan, Anda dapat menceritakan nilai dari departemen layanan konsumen di mana konsumen bisa mengembalikan sepatu apabila tidak cocok ukurannya.
2. Ketahui pengguna Anda
Naomi mengatakan bahwa mengetahui demografi dan apa yang disukai konsumen merupakan hal wajib.
"Selain Insight dari Instagram kita harus tahu keseharian mereka (konsumen) seperti apa. Bisa tanya "kalian suka jalan-jalan ke mana sih?", bisa kasih tips jalan-jalan ke pantai misalnya," kata Naomi.
3. Tentukan tujuan
Setelah tahu kelebihan perusahaan dan keseharian konsumen, tentukan seperti apa konten yang ingin dibagikan ke konsumen.
Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengatur moodboard sebagai panduan desain, menulis pedoman konten, kemudian mengunggahnya secara kreatif.
"Selain posting produk sepatu kami, kami biasanya juga posting saat produk dipakai konsumen. Insta Story juga dapat digunakan untuk mendukung postingan di Instagram," ujar Naomi.
Selanjutnya tentukan caption dan jadwalkan kapan unggahan itu ditayangkan. "Posting-nya kapan, mengikuti prime time yang ada di bisnis Insight Instagram," lanjut Naomi.
4. Eksekusi tujuan
Konten yang diunggah, menurut Naomi, tak harus melulu soal produk. Foto produk pun kontennya tidak harus tentang produk. Hal itu dilakukan untuk dekat dengan konsumen.
"Coba hal-hal menarik untuk di-post, tentang seleb misalnya, yang paling menarik kemarin update Justin Bieber sama Selena, terus bisa juga postingan tentang traveling, dari situ kita tahu followers suka ngomongin itu atau enggak," kata dia.
"Kami pernah coba bahas politik enggak efektif, dan enggak bahas lagi topik itu," sambung dia.
5. Evaluasi secara reguler
Evaluasi penting, menurut Naomi, untuk mengetahui hal-hal yang sebaiknya dilakukan ataupun tidak dilakukan untuk mengembangkan bisnis.
Pada awal tahun misalnya, Amazara sering mendukung selebgram untuk mempromosikan produknya, namun hal itu dinilai kurang efektif.
"Karena kualitas fotonya enggak dijaga, misalnya mereka mem-posting foto dari atas sampai kaki, tapi akhirnya orang lihatnya lebih fokus ke baju. Jadi, budget buat endorse dialihkan ke adds," ujar Naomi.
Peningkatan followers dan engagement setelah menggunakan Facebook Adds, menurut Naomi, cukup baik.
"Sebelumnya seminggu 1000 followers, setelah pakai Facebook Adds jadi 3000 followers," tambah Naomi. (WDY)