Semarapura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Klungkung, Bali menyediakan 20 armada angkutan untuk melayani siswa sekolah menengah pertama (SMP) secara cuma-cuma di daerah itu, sehingga orang tua tidak perlu repot mengantar putra-putrinya ke sekolah.
"Armada angkutan pedesaan berwarna merah ditempeli dengan tulisan `angkutan siswa gratis` secara resmi telah dioperasionalkan oleh Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta," kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Klungkung, Ketut Suadnyana, Sabtu.
Angkutan umum setiap pagi jam 06.00 waktu setempat menjemput para siswa SMP yang sudah menunggu di titik kumpul penjemputan yang ada di sepanjang jalur U1 serta mengantarkannya kembali ketika sudah pulang sekolah.
Bupati Suwirta seusai melepas keberangkatan angkutan gratis ikut naik mobil angkutan umum untuk merasakan suasana dan berbincang dengan para siswa. Sejumlah siswa dititik kumpul penjemputan nampak canggung untuk naik angkutan begitu mengetahui Bupati Suwirta sudah ada di dalamnya.
Bupati Suwirta pun memanggil para siswa untuk naik dan berangkat menuju sekolah yakni SMPN 2 Semarpura, SMPN1 Semarapura dan SMP PGRI Semarapura.
Bupati Suwirta mengatakan program angkutan sekolah gratis dirancang beroperasi di wilayah Kecamatan Klungkung. Sudah ada 20 unit kendaraan umum yang telah disiapkan untuk melayani rute yang telah ditentukan. Kondisi fisik dan kelayakan kendaraan menjadi salah satu syarat angkutan siswa tersebut.
Semua siswa nantinya diharapkan bisa diarahkan untuk menggunakan angkutan umum gratis ini, sehingga armada kendaraan akan dilakukan peremajaan dan rencananya para sopir angkutan sekolah ini nantinya akan dibuatkan suatu wadah koperasi.
"jika program ini sukses saya berharap pelanggaran penggunaan sepeda motor bagi siswa sekolah yang belum cukup umur dapat dikurangi dan mobil angkutan umum dapat diberdayakan," ujar Bupati Suwirta optimis.
Sementara itu Kepala SMPN 1 Semarapura Nyoman Kariawan, menyambut baik program angkutan siswa gratis tersebut. jika program ini benar benar berjalan, maka pelanggaran lalu lintas oleh siswa pengendara motor dapat dikurangi dan para orang tua siswa memberikan apresiasi terhadap program tersebut.
Sebelum uji coba, pihak sekolah telah melakukan pendataan siswa dititik kumpul dan melakukan sosialisasi serta penempatan banner titik kumpul. Dengan demikian para orang tua siswa akan tahu lokasi titik penjemputan. (WDY)