Jakarta (Antara Bali) - Para pengawas keamanan dan peneliti siber
mengeluarkan peringatan mengenai risiko dari penggunaan secara luas
sistem komunikasi Wi-Fi setelah mereka menemukan celah yang bisa
digunakan peretas untuk membaca informasi yang dikira sudah terenkripsi
atau menginfeksi laman internet dengan malware.
Peringatan dari
Tim Tanggap Darurat Komputer Departemen Keamanan Dalam Negeri AS
menyebutkan bahwa celah itu bisa digunakan dalam jangkauan Wi-Fi dengan
memanfaatkan protokol WPA2 guna membajak komunikasi pribadi.
Tim
ini merekomendasikan penginstalan pembaruan vendor pada produk-produk
yang sudah terinfeksi seperti router yang disediakan Cisco Systems Inc
atau Juniper Networks Inc.
Peneliti siber asal Belgia, Mathy
Vanhoef dan Frank Piessens dari Universitas KU Leuven, menyingkapkan bug
dalam WPA2 pada sistem Wi-Fi modern yang digunakan oleh vendor-vendor
untuk komunikasi nirkabel antara ponsel, laptop dan perangkat-perangkat
terkoneksi lainnya dengan router terkoneksi Internet atau hot spot.
"Jika
perangkat Anda support Wi-Fi, maka kemungkinan besar terinfeksi," kata
mereka dalam laman www.krackattacks.com, yang mereka buat untuk
menyediakan informasi teknis menyangkut celah itu dan metode yang
mungkin dimanfaatkan peretas untuk meretas perangkat-perangkat yang
rentan.
Belum jelas benar seberapa sulit peretas mengeksploitasi
bug itu atau apakah kerentanan ini sebelumnya sudah dimanfaatkan para
peretas untuk melancarkan serangan siber.
Perusahaan keamanan
internet asal Finlandia, F-Secure, menyatakan para pakar sudah lama
mencurigai kemampuan Wi-Fi dalam menjawab tantangan keamaman abad 21
ini.
"Namun bagian terburuk dari hal ini adalah menyangkut
protokol Wi-Fi yang artinya persoalan itu praktis mempengaruhi siapa pun
di dunia yang menggunakan jaringan Wi-Fi," tulis perusahaan itu dalam
lamannya.
Microsoft Corp mengaku sudah merilis pembaruan keamanan
untuk Windows. Pelanggan yang menerapkan pembaruan atau sudah punya
pembaruan otomatis, dijamin terlindungi.
CERT Selandia Baru dan
CERT India telah meminta penggunanya untuk memasangkan pembaruan
keamanan. CERT Selandia Baru menyarankan penggunakan kabel ethernet dan
untuk terkoneksi internet secara langsung ke dalam jaringan.
"Mengingat
kerumitan dalam melakukan pembaruan pada perangkat-perangkat pintar
semacam telepon mobile, CERT Selandia Baru sangat merekomendasikan
penonaktifan Wi-Fi begitu tidak dibutuhkan," kata perusahaan keamanan
siber ini.
Wi-Fi Alliance, kelompok industri yang mewakili
ratusan perusahaan teknologi Wi-Fi, menyatakan masalah itu bisa diatasi
dengan pembaruan software secara sederhana.
Mereka menyarankan
anggota-anggotanya untuk mengeluarkan patch-patch secepat mungkin dan
merekomendasikan pelangan guna secepat mungkin menginstal pembaruan
keamanan siber, demikian Reuters. (WDY)
Awas, Jaringan Wi-Fi Rentan Diretas
Selasa, 17 Oktober 2017 16:01 WIB