Denpasar (Antara Bali) - Sekretaris Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Mayor Jenderal (Pur) Wisnu Bawa Tenaya diundang Monumen Perjuangan Bangsal (MPB) Dalung, Kabupaten Badung, Bali, untuk menjadi pembicara utama dalam Lokakarya Implementasi Pancasila di kawasan monumen itu.
"Kegiatan sehari yang akan berlangsung Jumat (4/8) melibatkan 100 peserta yang terdiri atas lintas tokoh pemuda, masyarakakat, mahaiswa, instansi pemerintah dan anggota veteran," kata Ketua Umum Menajemen MPB Dalung, Kabupaten Badung dr Bagus Putu Arhana, Sp.A (K), Kamis.
Ia mengatakan, selain itu juga tampil sebagai pembicara Ketua Umum BPK Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Bali, Prof. Dr. Wayan Windia dan Ketua Umum Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila (GNPP) setempat Dr.Made Gde Putra Wijaya.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dasar negara Pancasila kini menjadi isu paling hangat yang terus menjadi wacana publik. Hal itu terjadi karena mulai ada ormas (HTI) yang secara terang-terangan ingin mengganti dasar negara Pancasila tersebut.
"Sikap tegas Presiden Joko Widodo yang membuat peraturan perundang-undangan (Perppu) untuk membubarkan HTI sangat diapresiasi oleh publik di Indonesia," katanya.
Selanjutnya wacana lain yang berkembang berkaitan dengan implementasi Pancasila, bahwa implementasi Pancasila dalam pembangunan nasional, diharapkan dapat mengurangi dan menekan sekecil mungkin ancaman eksistensi NKRI dan Pancasila.
Oleh karenanya, visi pembangunan nasional haruslah pembangunan sebagai pengamalan dari Pancasila.
Dr. Bagus Ngurah Putu Arhana mengatakan bahwa Monumen Perjuangan Bangsa (MPB) tidak bisa lepas dari NKRI dan Pancasila. Karena MPB adalah tempat para pejuang kemerdekaan di Bali untuk berkumpul, guna membicarakan strategi perang kemerdekaan di Pulau Dewata.
Puncak pertemuan rahasia para pejuang Bali di MPB, dilaksanakan tanggal 16 Agustus 1945. Saat ini MPB telah dikenal sebagai markas rahasia perjuangan bawah tanah perang kemerdekaan di Bali. "Kami akan selalu komit pada NKRI dan Pancasila," kata Arhana.
Sementara itu Sekretaris MPB yang juga Ketua Korps Menwa Ugracena Provinsi Bali Bagus Ngurah Rai, SH, MBA mengatakan bahwa format pertemuan dilaksanakan dalam bentuk lokakarya.
Pihaknya sangat ingin ada sesuatu yang patut disumbangkan kepada Negara. Peserta lokakarya adalah kader-kader bangsa yang telah dididik dalam Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
Jumlah peserta PPBN di Bali hingga saat ini mencapai 5.000 orang. Mereka terdiri dari siswa SMA/SMK se Bali, dan mahasiwa.
Sumbangan pikiran dari lokakarya itu akan disampaikan kepada Ketua Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.
Ketua Umum BPK Dewan Harian Daerah Angkatan 45 Provinsi Bali, Prof. Dr. Wayan Windia merasa lega dengan aktivitas MPB selama ini, yang terus menggelorakan semangat proklamasi dan Pancasila.
MPB adalah bagian dari sejarah revolusi kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya MPB harus terus secara intensif mengembangkan semangat kebangsaan.
Tugas BPK Angkatan 45 sama dengan tugas MPB, yakni melestarikan Jiwa, Semangat dan Nilai-Nilai 45 (JSN-45). MPB Sejak diresmikan pada tahun 2008, terus menerus melakukan kagiatan, sesuai kiprah yang diteladani oleh leluhurnya.
Windia berharap bahwa memang harus terus ada komunitas yang memelihara JSN-45 tersebut. Diharapkan rumusan lokakarya harus mampu memberikan warna bagi program implementasi Pancasila dalam pembangunan nasional. (WDY)