"Bisa saja mereka diberikan PR misalnya menengok tetangganya yang sakit. PRnya itu menengok tetangganya yang sakit, atau menengok kawannya yang sakit," kata Jokowi dalam sambutannya saat menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional PGRI di Hotel Sahid Jaya, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Sabtu.
Selain itu, Presiden juga mengusulkan contoh PR lain seperti memberi makan warga miskin dan mengikuti kerja bakti di daerah masing-masing.
Hal itu diharapkan Presiden dapat menumbuhkan sikap tenggang rasa dan memupuk kerukunan di masyarakat.
Presiden mengatakan dirinya telah menyampaikan hal itu kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy agar pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam ruangan sekolah.
"Inilah pembangunan karakter yang lama kita lupakan. Oleh sebab itu, sekali lagi, marilah kita isi anak-anak kita dengan jiwa-jiwa yang baik, jiwa-jiwa yang mulia karena guru adalah tokoh panutan, guru adalah yang memberi inspirasi, guru adalah yang memberi teladan," tambah Kepala Negara.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan pendidikan dasar nilai-nilai kebangsaan perlu ditanamkan kepada siswa siswi Indonesia antara lain yang berkaitan dengan etos kerja, kejujuran, kedisiplinan, integritas, kerja keras, hingga pantang menyerah.
Jokowi telah melakukan kunjungan kerja di Yogyakarta sejak Jumat petang (21/7) hingga Sabtu sore.
Dia menghadiri Kongres Pancasila Ke-9 di Balairung UGM, membuka Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional PGRI, serta memberikan kuliah umum di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sekaligus meletakkan batu pertama peresmian pembangunan Museum Muhammadiyah.
Pada Sabtu petang, Presiden beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo melanjutkan kunjungan kerja ke Kota Semarang untuk menghadiri halal bihalal Kebangsaan di YPI Nasima.
Usai acara tersebut, Jokowi dan rombongan melanjutkan kunjungan kerja ke Pekanbaru, Riau menumpang pesawat kepresidenan Indonesia Satu untuk menghadiri Peringatan Hari Anak Nasional 2017 pada Minggu (23/7). (WDY)