Negara (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Jembrana berusaha untuk mengembangkan desa wisata, termasuk mendorong dan membantu pembangunan fasilitas penunjang wisata tersebut.
"Tahun ini kami tetapkan empat desa menjadi desa wisata, melengkapi empat desa dengan predikat sejenis yang sudah ditetapkan sebelumnya," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, di Negara, Rabu.
Ia mengatakan, empat desa yang ditetapkan menjadi desa wisata di tahun 2017 masing-masing Desa Gumbrih, Pendem, Yehembang Kangin dan Perancak ini memiliki keunikan, yang bisa dikelola untuk menarik wisatawan.
Sementara desa sebelumnya yang mendapatkan predikat sejenis yaitu Desa Ekasari, Blimbingsari, Sangkaragung, Batu Agung dan Delodbrawah, sampai saat ini masih terus berkembang menjadi desa wisata.
Untuk mendukung desa wisata ini, menurutnya, pemerintah kabupaten maupun desa akan memberikan bantuan pembangunan fasilitas seperti penginapan dengan konsep home stay.
"Home stay tidak harus dibangun baru, bisa dari rumah warga dengan sedikit perbaikan. Biasanya tidak terlalu besar untuk setiap home stay," katanya.
Untuk mengelola desa wisata berikut akomodasi bagi wisatawan yang berkunjung, ia mengatakan, bisa dilakukan kerjasama antara kelompok sadar wisata yang saat ini sudah terbentuk dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
"Masyarakat sadar wisata sebagai kelompok yang memiliki kepedulian dan kemampuan menarik wisatawan, sementara BUMDes bisa memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan fasilitas wisata," katanya.
Sementara Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan mengatakan, desa wisata merupakan pilihan yang logis bagi Kabupaten Jembrana karena memiliki keunikan di desa-desa.
Menurutnya, ada kecenderungan wisatawan saat ini lebih tertarik berinteraksi langsung dengan masyarakat beserta budaya lokal, sehingga mengembangkan desa wisata merupakan potensi yang cukup besar bagi Kabupaten Jembrana.(GBI)