Jakarta (Antara Bali) - Badan Pendidikan, Keilmuan dan Budaya PBB
(UNESCO) menekankan pentingnya keselamatan jurnalis saat menjalankan
tugasnya dan harus dijamin pelaksanaannya sebagai bagian dalam kebebasan
pers.
"Kami menghubungkan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi semua
orang dan jurnalis sebagai profesi yang menyampaikan informasi pada
masyarakat dengan keselamatan jurnalis," ujar Asisten Dirjen Komunikasi
dan Informasi UNESCO Frank La Rue dalam World Press Freedom Day 2017 di
Jakarta, Selasa.
Menurut dia, seharusnya terdapat jaminan dari negara mengenai
keselamatan jurnalis beserta kebebasan dalam mengakses informasi,
menjaga privasi serta menggunakan internet untuk bekomunikasi.
UNESCO menilai keselamatan jurnalis merupakan kebutuhan yang besar
karena tugasnya tidak bisa dijalankan jika terdapat kekerasan, khususnya
kekerasan seksual pada perempuan yang tercatat meningkat di dunia,
intimidsi dan penyebaran ketakutan.
"Itulah pentingnya hal ini dan itu merupakan pesan yang ingin kami
sampaikan pada semua orang, dan di Asia Tenggara, kami percaya penting
untuk membangun keamanan jurnalisme dan menuntut peran negara-negara
Asia Tenggara," tutur La Rue.
UNESCO mendorong kebebasan berekspresi yang telah dimiliki kawasan
lain seperti Amerika LAtin, Afrika, Eropa agar dapat terwujud di kawasan
Asia Tenggara.
Ia menilai penting untuk mengadakan dialog dan berbagi ide di Asia
Tenggara sebagai kawasan yang memiliki media kuat dengan lembaga media
yang ada dan masyarakat yang mendukung.
Apalagi, masalah kebebasan pers bukanlah masalah yang hanya
dibicarakan sekali saja, melainkan perlu dilakukan setiap hari untuk
membangun pandangan tentang hal itu.
"Kami tidak mempunyai solusi yang tepat untuk ini, solusi harus
dihasilkan berbagai pemangku kepentingan, masyarakat sipil, asosiasi
jurnalis dan negara. Ini yang berusaha kami bangun di semua kawasan,"
ucap La Rue. (WDY)
UNESCO Tekankan Pentingnya Keselamatan Jurnalis
Rabu, 3 Mei 2017 8:12 WIB