Denpasar (Antara Bali) - Harapan Dinas Pendidikan Provinsi Bali yang sebelumnya menginginkan semakin banyak sekolah di Pulau Dewata dapat melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) akhirnya berbuah manis dalam pelaksanaan ujian nasional (UN) untuk tahun ini.
Bahkan, jika dibandingkan dengan UN tahun lalu, maka UN yang dilaksanakan dengan berbasis komputer (UN-BK) di Bali pada 2017 justru meningkat cukup signifikan, baik UNBK oleh siswa-siswi SMA/SMK maupun UNBK oleh siswa-siswi SMP.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali Tjokorda Istri Agung (TIA) Kusuma Wardhani mengatakan UNBK jenjang SMA/SMK sederajat yang dilaksanakan pada 10-13 April 2017 akan diikuti oleh siswa-siswi dari 183 SMA/SMK di Pulau Dewata, yakni 73 diantaranya merupakan SMA dan 110 SMK. Tahun sebelumnya hanya siswa-siswi pada 26 SMA/SMK.
Tahun ini, jumlah SMA yang mengikuti UNBK sebanyak 36,87 persen dari total 198 SMA di Bali (73 SMA), sedangkan UNBK oleh SMK sebanyak 65,09 persen dari 169 SMK di Bali (110 SMK). Untuk SMP mencapai 15,15 persen dari total 482 SMP (73 SMP) yang siswa-siswinya mengikuti UNBK.
"Dengan semakin banyak sekolah yang melaksanakan UNBK, maka akan menjamin pelaksanaan ujian menjadi transparan, sehingga biaya lebih murah, menutup peluang kerja sama antar-siswa serta bisa mengetahui hasilnya lebih cepat," ucap TIA.
Meskipun UN dalam beberapa tahun terakhir bukan lagi sebagai penentu kelulusan siswa, pihaknya memandang UN masih tetap penting dilaksanakan untuk pemetaan kualitas pendidikan secara nasional.
Selain itu, UN sebagai sarana pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional, sehingga diketahui capaian pada standar kompetensi lulusan. Yang tidak kalah penting, UN juga sebagai evaluasi program kegiatan peningkatan mutu pendidikan untuk mengambil kebijakan di bidang pendidikan.
"Kami berharap setiap tahun agar ada peningkatan (peserta UNBK-red), kecuali memang bagi sekolah yang lokasinya tidak terjangkau jaringan internet," ujarnya. Pada 2015, UNBK di Bali hanya diikuti satu sekolah yakni SMK TI Bali Global Singaraja.
Secara keseluruhan, jumlah peserta UN tahun ajaran 2016/2017 di Bali, termasuk peserta yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP), adalah 57.605 siswa untuk jenjang SMP, 27.854 siswa untuk jenjang SMA dan 26.840 siswa untuk jenjang SMK.
"Untuk mendukung kelancaran teknis pelaksanaan UNBK, kami sudah bersurat resmi kepada PT PLN Distribusi Bali supaya tidak melakukan pemadaman listrik saat penyelenggaraan UN. Jika dilihat dari persiapan sarana-prasarana, maka sekolah yang melaksanakan UNBK sudah siap mengacu pada spesifikasi persyaratan UNBK jika dilihat dari sarana," katanya.
UNBK jenjang SMA untuk tahun ajaran 2016/2017 yang akan dimulai pada 10 April 2017 akan diikuti oleh 73 SMA di Bali dengan 14.379 siswa tersebar di sembilan kabupaten/kota yakni di Kota Denpasar (19 sekolah), Kabupaten Gianyar (13), Bangli (4), Klungkung (3), Karangasem (5), Buleleng (10), Jembrana (2), Tabanan (4) dan Kabupaten Badung (13 sekolah).
Untuk UNBK jenjang SMK yang digelar pada tanggal yang sama (10/4) diikuti oleh 110 SMK dengan 19.313 siswa tersebar di sembilan kabupaten/kota yakni Kota Denpasar (16 sekolah), Kabupaten Gianyar (23), Bangli (5), Klungkung (2), Karangasem (8), Buleleng (22), Jembrana (4), Tabanan (14), dan Kabupaten Badung (16).
"Sementara UNBK jenjang SMP yang dilaksanakan di 73 SMP dengan 13.703 siswa, banyak juga yang memanfaatkan fasilitas komputer yang ada di jenjang SMA, seperti halnya sejumlah sekolah di Buleleng yang bersurat kepada Dinas Pendidikan Provinsi supaya memfasilitasi pemanfaaatan komputer di jenjang SMA/SMK agar juga dimanfaatkan oleh siswa SMP," ucap TIA.
Kekhususan Bali
Tahun ini, pelaksanaan UN untuk siswa-siswi SMA dan SMK bisa dibilang mendapat kekhususan karena jadwal pelaksanaannya digelar bersamaan, yakni sama-sama tanggal 10-13 April mendatang. Berbeda halnya dengan SMK lainnya di Nusantara yang pelaksanaan UNBK untuk SMK-nya pada 3-6 April 2017.
Kekhususan Bali ini karena Dinas Pendidikan provinsi setempat sebelumnya mengajukan permohonan terkait permintaan perubahan jadwal UN jenjang SMK. Jika dilaksanakan sesuai jadwal semula, maka itu bertepatan dengan rangkaian Hari Galungan (4-6 April) .
Disdik Bali telah dua kali mengirimkan surat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) karena khawatir UN yang bersamaan dengan Galungan membuat para peserta tidak fokus.
Surat pertama pada 26 Desember 2016 meminta agar ada perubahan jadwal, lalu surat kedua pada 16 Januari 2017 juga dengan perihal yang sama.
"Awalnya, sejumlah SMA/SMK berencana saling meminjam komputer untuk pelaksanaan UNBK agar lebih banyak sekolah yang bisa mengikuti. Namun, jadwal UN SMA dan SMK di Bali dilaksanakan bersamaan pada 10-13 April 2017 karena jadwal UN SMK bertepatan dengan Hari Suci Galungan, sehingga setiap SMA dan SMK di Bali menggunakan sarana prasarana komputer masing-masing," katanya.
Hal itu dipertegas oleh anggota Komisi X DPR RI dari daerah pemilihan Bali, Ida Bagus Putu Sukarta. Ia ikut "turun tangan" menanyakan permasalahan jadwal UN tersebut kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat Rapat Kerja di Senayan, Jakarta.
"UN SMK pada 3-6 April berbarengan dengan Hari Raya Galungan. Kadisdik Bali sudah mengirimkan surat kepada Kemendikbud. Mudah-mudahan permintaan perubahan jawal ini bisa dikabulkan," ujar pria yang akrab disapa Gus Sukarta dalam rapat tersebut.
Menurut politisi dari Fraksi Gerindra itu, meskipun Galungan jatuh pada 5 April, tetapi sebelumnya ada rangkaian upacara terkait hari raya tersebut pada 4 April, bahkan sehari sesudahnya juga (6 April).
"Untuk itu, permintaan dari Bali perlu diperhatikan agar Galungan berjalan baik dan pelajar SMK di Pulau Dewata bisa mengikuti UN dengan tenang," katanya.
Akhirnya, Mendikbud Muhadjir Effendy langsung merespons dengan mengatakan UN SMK di Bali akan dilaksanakan bersamaan dengan UN tingkat SMA.
"UN SMK akan disatukan dengan UN SMA (10-13 April). Ini hanya khusus di Bali, lantaran jadwal UN SMK sebelumnya bersamaan dengan Hari Raya Galungan," ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno menambahkan penggabungan tersebut merupakan opsi yang tepat karena waktu sudah mepet sehingga tidak ada opsi lain.
"UN SMK tidak bisa dimajukan lagi, tetapi digabung dengan UN SMA. Dengan demikian, khusus di Bali, UN SMK bersamaan dengan UN jenjang SMA yang dijadwalkan 10-13 April 2017," katanya. (WDY)