Denpasar (Antara Bali) - Sekitar 100 orang dari komunitas pengguna internet di Bali, Sabtu, menghadiri kampanye kebebasan informasi bertajuk "Megibung Netizen Bali".
Siaran pers yang diterima ANTARA di Denpasar, Minggu, menyebutkan mereka menandatangani spanduk berisi tulisan "Saatnya Warga Memproduksi Informasi Tak Hanya Mengonsumsi".
Acara itu ditandai dengan peluncuran ulang portal jurnalisme warga pertama di Bali, "balebengong.net".
"Dalam jurnalisme warga (citizen journalism), warga tidak hanya jadi objek berita tetapi sekaligus subjek. Warga terlibat aktif menulis atau sekadar memberi respons atas sebuah kabar tentang Bali," ujar Anton Muhajir, pengelola "balebengong.net".
Portal yang dibuat sejak April 2007 itu dikelola bersama-sama oleh Sloka Institute dan Bali Blogger Community (BBC) dengan 125 kontributor yang terdaftar.
Menurut Anton, tema yang diangkat beragam seperti kuliner, budaya, jalan-jalan, sastra, dan lainnya, dari sudut pandang pewarta atau jurnalisme warga.
Salah satu komunitas yang juga giat membagi informasi alternatif terkait Pulau Dewata adalah "Bali Blogger Community" (BBC).
Jumlah anggotanya kini 500 "blogger" dengan berbagai latar belakang, seperti ibu rumah tangga, arsitek, desainer, pegawai negeri sipil, dan lainnya.
Jurnalisme warga memberikan kesempatan kepada setiap warga untuk menggunakan sudut pandangnya sendiri dalam menulis.
Objektivitas bukan hal penting dalam tulisan-tulisan di portal ini.
Disebutkan bahwa semua penulis menggunakan subjektivitas masing-masing namun semua berdasarkan fakta dan kejujuran (fairness).
Karena itu pertanggungjawaban tiap kabar ada di penulis masing-masing.
Anton menambahkan "balebengong.net" baru saja terpilih sebagai lima tokoh atau kelompok yang berpengaruh dan memberikan manfaat dari kegiatan dalam jaringan (online) di internet untuk tingkat nasional dari KlikHati.
Kepala Seksi Bidang Teknologi Informasi Dinas Perhubungan dan Infokom Provinsi Bali I Ketut Arimba mengapresiasi kampanye kebebasan informasi melalui balebengong.net.
"Jurnalisme warga mendorong kebebasan informasi," ucapnya.
Pemerintah, menurut dia, kini juga giat memberikan pelatihan internet di berbagai desa dan mendorong pemanfaatan internet sebagai bursa kerja.
Sebuah hasil survei yang dikeluarkan oleh Kantor Pengolahan Data Elektronik dan Komunikasi (KPDEKom) Pemerintah Kota Denpasar tahun 2006 menyatakan bahwa dari 385 responden masyarakat setempat, 83,6 persen terbiasa menggunakan komputer, 45 persen memiliki komputer di rumah dan 52 persen telah mengenal dan menggunakan internet.
"Karena itu potensi penyalahgunaan internet sangat besar jika tak didorong melalui beragam kegiatan yang sifatnya mengarahkan pemanfaatan internet secara positif," kata Arimba.(*)
Komunitas Internet Bali Rayakan Kebebasan Informasi
Minggu, 17 April 2011 12:14 WIB