Jakarta (Antara Bali) - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap
delapan terduga teroris di sejumlah daerah, satu diantaranya tewas
karena melawan petugas.
"Pada 23 Maret, ditangkap delapan orang terduga teroris di berbagai
daerah yakni di Bekasi, Tangsel dan Banten," kata Kepala Bagian
Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di
Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Pada Kamis (23/3), terduga teroris bernama Suryadi Mas'ud alias Abu
Ridho ditangkap di Hotel Lafa Park Family Adventure yang beralamat di
Jalan Kampung Pesanggrahan, Desa Tanjung Baru, Kecamatan Cikarang Timur,
Kabupaten Bekasi.
Kepolisian menduga Suryadi Mas'ud terlibat dalam upaya membangun
jaringan terorisme di Indonesia. Ia juga memiliki koneksi dengan
kelompok teroris di Filipina Selatan. "SM turut mendanai aksi Bom Thamrin," ujar Martinus.
Penangkapan berikutnya adalah terduga teroris bernama Bambang Eko
Prasetyo yang ditangkap di sebuah bengkel di Jalan Aria Putra, Sarua,
Ciputat, Kabupaten Tangerang Selatan.
"BEP ini diduga terlibat dalam jaringan kelompok Suryadi Mas'ud. Ia
juga terlibat dalam pelatihan militer di Filipina Selatan," katanya.
Selanjutnya tim Densus menangkap terduga teroris lainnya bernama
Mulyadi di Menes, Pandeglang, Banten, dan terduga pelaku bernama Adi
Jihadi di Kecamatan Pagelaran, Pandeglang, Banten.
"Baik Mulyadi dan Adi Jihadi merupakan kelompoknya Suryadi Mas'ud yang ditangkap di Bekasi," katanya.
Kemudian tim Densus menangkap empat orang terduga teroris di
Ciwandan, Kota Cilegon, Banten termasuk satu orang yang tewas terkena
tembakan polisi.
Tiga terduga teroris yang diamankan adalah Achmad Supriyanto, Icuk
Pamulang alias Icuk Warianto dan Ojid Abdul Majid. Abdul Majid diketahui
menderita luka tembak di bahu karena melawan petugas saat hendak
ditangkap.
Sementara terduga teroris yang tewas adalah Nanang Kosim.
Martinus menjelaskan awalnya keempatnya berangkat dari arah Anyer dengan menggunakan dua kendaraan Toyota Avanza.
"Setibanya di Ciwandan, mobil tersangka melambat sehingga petugas
mengambil kesempatan untuk menghentikan mobil mereka," katanya.
Menurutnya, kendaraan yang ditumpangi Achmad Supriyanto dan Icuk
Pamulang saat dihentikan petugas, langsung berhenti dan menyerah
sehingga dapat langsung ditangkap.
Namun kendaraan yang ditumpangi Nanang Kosim dan Ojid Abdul Majid
saat diberhentikan petugas, tidak berhenti dan malah menabrak mobil
petugas yang menghadang sehingga Nanang dan Abdul akhirnya dilumpuhkan
oleh petugas.
"Kemudian dalam perjalanan ke rumah sakit, Nanang meninggal dunia," katanya.
Dalam penangkapan ini, satu pucuk pistol disita petugas sebagai barang bukti.
Dalam aksi terorisme, Martinus mengatakan mendiang Nanang diduga
pernah mengikuti pertemuan Anshor Daulah di Batu, Malang, Jawa Timur
pada 20-25 November 2015.
"Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan," katanya.
Selain itu, Nanang pernah merencanakan pelatihan militer di Halmahera
yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok Anshor
Daulah pengganti Poso. Kemudian menyembunyikan Abu Asybal selama dalam
pelarian pasca tragedi Bom Thamrin 2016.
"Bersama dengan Fajrun melakukan latihan membuat bom di Gorontalo tahun 2016," katanya.
Martinus menambahkan Nanang juga diduga mengetahui dan pernah
menyembunyikan Andi Bakso, pelaku bom Gereja Samarinda. Selain itu
Nanang juga terlibat pembelian senjata M16 untuk kelompok Anshor Daulah
yang sudah direncanakan sejak tahun 2015. (WDY)
Densus Tangkap Delapan Terduga Teroris, Satu Diantaranya Tewas
Jumat, 24 Maret 2017 14:28 WIB