London (Antara Bali) - Menteri Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan Senegal, Thierno Alassane Sall mengatakan negaranya memerlukan investasi besar di bidang energi untuk memenuhi kebutuhan energi nasionalnya yang saat ini mencapai 500 MW per hari, sehingga bisa kerja sama dengan Indonesia.
Hal itu disampaikan Menteri Thierno Alassane Sall, dalam pertemuannya dengan Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran di kantor Kementerian Energi dan Pengembangan Energi Terbarukan Senegal, demikian Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Dakar, Dimas Prihadi kepada Antara London, Sabtu.
Dikatakannya pertemuan dengan Menteri Alassane Sall tersebut dalam rangka kunjungan kerja guna menggarap kemungkinan kerja sama dan promosi potensi masing-masing negara di bidang pengadaan dan pengolahan sumber energi yang ada.
Senegal melihat Indonesia sebagai negara yang sudah "advanced" dalam penggunaan teknologi eksplorasi minyak bumi di "offshore" dan pengolahan gas LNG.
Senegal masih menghadapi kendala dalam hal distribusi energi karena instalasi jalur distribusi listrik yang ada saat ini sudah cukup tua.
Oleh karena itu, Senegal memerlukan adanya investasi dari mitra asing dan negara sahabat untuk memperbaharui instalasi jalur distribusi listrik di Senegal.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan energinya, Senegal merencanakan untuk mengembangkan energi surya dan angin yang realisasinya akan dimulai tahun 2018. Senegal belum lama ini berhasil menemukan cadangan minyak dan gas bumi di wilayah utara yang diperkirakan mencapai 500 juta barel.
Eksplorasi terhadap cadangan minyak dan gas bumi tersebut saat ini sedang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan dari Skotlandia dan baru akan operasional pada tahun 2021. Produksi minyak Senegal saat ini mencapai 100 ribu barel per hari.
Menteri Alassane Sall mengharapkan Indonesia dapat bekerja sama dengan Senegal di sektor migas seperti pembuatan anjungan minyak lepas pantai.
Diharapkan kerja sama tersebut nantinya akan dilakukan melalui perusahaan negara, Indonesia dalam hal ini diwakili Pertamina dan Senegal oleh Petrosen.
Menanggapi usulan kerja sama tersebut, Dubes Mansyur menyampaikan Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup besar, antara lain energi panas bumi, mini/mikrohidro, Biomass, energi surya, energi angin dan energi nuklir.
Terkait pembangunan anjungan minyak, Dubes Mansyur Pangeran mengusulkan untuk dijajaki kerja sama antara Petrosen dengan PT. PAL Indonesia, Pertamina dan perusahaan BUMN dan swasta nasional yang bergerak di bidang energi.
Menteri Alassane Sall akan membicarakan usulan kerja sama tersebut secara lebih detail dengan Dirjen Petrosen. (WDY)
Senegal Jalin Kerja Sama Migas Dengan Indonesia
Sabtu, 18 Maret 2017 16:33 WIB