Denpasar (Antara Bali) - Rencana kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Bali pada 4-9 Maret 2017 mendapat sambutan hangat asyarakat dan pemerintah di Pulau Dewata, meski kunjungan raja dengan putra mahkota, 25 pangeran, dan 10 menteri itu bersifat tertutup untuk tujuan wisata.
Sambutan hangat itu ditunjukkan melalui kesiapan berbagai pihak untuk memberikan pelayanan terbaik untuk sang raja, karena itu aparat kepolisian yang mengerahkan 1.000 personel gabungan dan jajaran Pangkalan Udara Ngurah Rai pun berencana menyiagakan pesawat tempur.
"Dari Polda Bali, kami kerahkan 878 personel ditambah perkuatan lain sehingga lebih dari 1000 orang," kata Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Petrus Golose setelah memimpin apel Operasi Simpatik di Mapolda Bali, di Denpasar, Rabu(1/3).
Jenderal polisi berbintang dua itu menjamin pengamanan akan dimulai saat sang raja beserta rombongan tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai, lalu sejumlah rute perjalanan, hingga hotel tempat mereka menginap.
"Pengaturan lalu lintas juga telah disiapkan Direktur Lalu Lintas Polda Bali, termasuk pengawalan saat melalui Tol Bali Mandara dari bandara menuju kawasan Nusa Dua. Ada teknik lalu lintas yang disiapkan untuk melakukan pengaturan dan pengawalan," kata Golose.
Ia mengharapkan masyarakat memaklumi kondisi lalu lintas saat rombongan penguasa dari negeri kaya minyak itu melintas di jalan raya, karena akan ada pengalihan arus atau penutupan arus lalu lintas yang berlangsung tidak lama.
"Direktur Lalu Lintas Polda Bali Komisaris Besar Anak Agung Sudana akan memberhentikan arus kendaraan sekitar 500 meter saat rombongan raja, putra mahkota, pangeran, dan menteri melewati arus lalu lintas menuju Nusa Dua. Ada 78 mobil dan 38 motor untuk pengawalan," katanya.
Tidak hanya itu, Polda Bali juga melakukan sterilisasi di lima hotel mewah di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung yang rencananya digunakan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud beserta rombongan selama berlibur di Pulau Dewata.
"Hotel yang rencananya menjadi tempat beristirahat keluarga kerajaan yakni Hotel St Regis, Mulia, dan Hotel Lagoon yang berada di kawasan Nusa Dua, sedangkan satu hotel mewah lainnya yakni Hotel Bulgari di kawasan Uluwatu, Pecatu Kuta Selatan, Kabupaten Badung," katanya.
Polda Bali telah melakukan koordinasi bersama dengan tim khusus dari Kerajaan Arab Saudi bersama dengan unsur pengamanan dari TNI, Paspampres dan instansi terkait lainnya.
"Kami akan `all out`(habis-habisan) untuk melakukan pengamanan bersama seluruh `stakeholders` (pemangku kepentingan) di Bali, baik TNI, pemda maupun Pangkalan Udara Ngurah Rai," ucapnya.
Bahkan, jajaran Pangkalan Udara Ngurah Rai berencana menyiagakan pesawat tempur untuk mengamankan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud di Bali.
"Pesawat tempur belum ada perintah tetapi sudah direncanakan diskenariokan," kata Kolonel Penerbang Wayan Superman dalam keterangan pers di kawasan Tuban, Kuta, Kabupaten Badung, Bali (27/2).
Menurut Superman, pihaknya masih menunggu instruksi dari Pusat karena belum ada perintah untuk menyiapkan ataupun menyiagakan pesawat tempur tersebut khusus pengamanan Raja Arab Saudi itu.
"Kami tinggal tunggu instruksi," imbuhnya.
Mengingat kepadatan lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, maka pesawat tempur itu
berasal dari Lanud Iswahyudi Madiun atau Lanud Hassanudin Makassar.
"TNI AU sudah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Mabes TNI, Kepolisian, Pemda hingga instansi terkait lainnya untuk kepentingan pengamanan," katanya.
Parkir enam pesawat
Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi, mengatakan bahwa sebagai bentuk kesiapan, pihaknya telah menyiapkan lahan parkir yang cukup menampung enam pesawat berbadan besar.
Lahan parkir itu disiapkan di hangar selatan bandara sehingga tidak mengganggu operasional penerbangan komersial, namun tetap saja akan ada beberapa penundaan jadwal penerbangan, mengingat pihaknya masih belum mengetahui jadwal kedatangan penguasa negeri kaya minyak itu.
"Penyiapan lahan parkir khusus tersebut membuat pesawat Sriwijaya Air yang parkir di kawasan tersebut digeser ke bandara terdekat seperti di Bandara Juanda di Surabaya atau di Bandara Lombok," katanya di kawasan Tuban Kuta, Kabupaten Badung (27/2).
Hal yang sama juga akan dilakukan pihak Bea Cukai Ngurah Rai, Bali, yang siap memberikan kemudahan dalam pemeriksaan logistik milik rombongan Kerajaan Arab Saudi, termasuk barang bawaan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud yang menggunakan fasilitas diplomatik.
"Karena ini rombongan VVIP (sangat penting) sudah ada surat dari Kementerian Luar Negeri yang menggunakan fasilitas diplomatik untuk rombongan raja," kata Kepala Bea Cukai Ngurah Rai, Budi Harjanto, dalam keterangan pers di kawasan Tuban Kuta, Kabupaten Badung (27/2).
Tidak hanya untuk pemeriksaan logistik, pemeriksaan orang juga akan dipermudah yang sama-sama menggunakan fasilitas diplomatik, namun pihaknya tetap melakukan pemeriksaan, khususnya bila petugas keamanan Kerajaan Arab Saudi turut serta membawa senjata yang perlu dilengkapi izin.
Menurut Budi, rombongan Raja Arab Saudi membawa ratusan daftar barang bawaan yang digunakan selama mereka berlibur di Bali, diantaranya tiga unit mobil sedan Mercedes Benz, peralatan mebel, hingga tangga khusus yang biasa digunakan Raja Salman ketika bepergian menggunakan pesawat udara.
"Barang-barang itu, lanjut Budi, telah lebih dahulu tiba di Bali pada 18 Februari 2017 dan telah ditempatkan di suatu lokasi yang dirahasiakan," katanya.
Tari Pendet
Sambutan hangat juga diberikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, bahkan ia mengajak pihak-pihak terkait untuk memberikan suasana yang sejuk dan nyaman terkait kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk berlibur ke Pulau Dewata.
"Berikanlah suasana yang sejuk dan nyaman. Semua seperti biasa, kita ramah-tamah. Itu yang penting. Orang datang ke sini `kan mau senang-senang. Bikinlah mereka senang," kata Pastika setelah rapat gabungan dengan jajaran DPRD Provinsi Bali, di Denpasar (28/2).
Terkait kunjungan Raja Salman ke Bali dari 4-9 Maret 2017 itu, mantan Kapolda Bali itu menegaskan bahwa tidak ada agenda khusus selain untuk berlibur. Ia juga akan menjemput kedatangan Raja Salman pada 4 Maret 2017.
"Rencana investasi kayaknya tidak, orang mau liburan saja, tetapi yang penting duitnya banyak keluar," seloroh Pastika.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan sajian Tari Pendet untuk menyambut kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, pada 4 Maret 2017.
"Tari Pendet itu di bandara, itupun kalau mereka (pihak Kerajaan Arab-red) setuju," kata Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Dewa Putu Eka Wijaya Wardana setelah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait mengenai kunjungan Raja Salman, di Denpasar (2/3).
Namun, pihaknya belum mendapatkan kepastian bisa tidaknya tarian itu dipentaskan karena dari perwakilan Arab Saudi mengatakan masih menunggu pendapat dari Raja Salman.
"Kalau rajanya `nggak` mau, kita tidak bisa bilang apa," ucapnya.
Yang jelas, pihak pemprov setempat sudah siap menyambut kedatangan Raja Arab Saudi itu untuk berlibur di Pulau Dewata.
"Kita hanya diminta menyiapkan supaya jalannya lancar dari bandara hingga hotel. Mereka menginformasikan akan datang hari Sabtu (4/3) pukul 18.00 Wita," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan terkait persiapan sajian Tari Pendet itu, pihaknya hingga kini masih menunggu kepastian.
"Jika disetujui, Tari Pendet yang merupakan tari penyambutan akan dibawakan oleh 50 penari anak-anak," ucapnya.
Pihaknya sudah menunjuk salah satu sanggar tari Bali untuk mempersiapkan tarian penyambutan itu, lengkap dengan para penabuh dan gamelannya yang akan mengiringi para penari cilik tersebut.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan dengan kedatangan Raja Salman akan mendongkrak pariwisata Indonesia dan khususnya Bali.
"Kedatangan Raja Salman di Bali untuk berlibur itu diharapkan memberikan pengaruh positif bagi rakyatnya, termasuk wisatawan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah. Kalau rajanya datang maka rakyatnya akan datang juga," katanya.
Arief menjelaskan wisatawan dari Timur Tengah merupakan salah satu wisatawan kelas premium dengan tingkat pengeluaran yang tinggi yakni sekitar 2.000 dolar AS untuk sekali kunjung(WDY)an.