Ubud (Antara Bali) - Ajang bagi pencinta sastra dan seni seluruh dunia Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) ke-14 yang digelar pada 25-29 Oktober 2017 mengusung tema "Asal-Muasal".
"Tema `Origins` atau Asal Muasal dalam terjemahan Indonesianya ini merupakan sebuah ajakan untuk memperluas toleransi dan empati tidak hanya kepada individu lainnya, melainkan juga kepada semesta alam," kata Direktur UWRF Janet DeNeefe, di Ubud, Kabupaten Gianyar. Kamis.
Menurut dia, filosofi Hindu "Sangkan Paraning Dumadi" merupakan dasar dari terpilihnya tema tersebut. Filosofi itu merupakan ajaran hidup mengenai asal dan tujuan manusia, sebuah lingkaran kehidupan bahwa tiap-tiap manusia akan berpulang ke asal mereka masing-masing.
Janet menambahkan, tema "Origins" juga membentangkan tajuk-tajuk besar yang selama ini telah memengaruhi dan membentuk kehidupan kita, mulai dari politik hingga teknologi, dan lingkungan hingga spiritual.
"Selama lima hari penyelenggaraannya, UWRF akan mengajak para pengunjungnya untuk mempertimbangkan kembali asal muasal dari elemen-elemen yang membentuk kita sebagai manusia, hal-hal yang kita bawa sepanjang hidup, dan hal-hal yang mengingatkan kita untuk pulang," ujarnya.
Dengan membuka sebuah perspektif dan pandangan akan dunia luas, serta tidak terlalu mementingkan individualisme, tambah dia, UWRF menunjukkan pada pengunjungnya bahwa menciptakan sebuah perubahan adalah hal yang dapat dilakukan.
"Bila kita tidak lagi dibatasi oleh sudut pandang sebagai individu, maka kita akan sadar dan terbuka akan lingkungan sekitar serta tanggung jawab, dan memiliki daya untuk membuat sebuah perubahan," kata Janet.
Sementara itu, seniman Kuncir Sathya Viku yang berada di balik desain poster UWRF 2017 mengatakan desain yang dibuat terinspirasi dari kekuatan sosok wanita yang menjadi awal kehidupan setiap manusia dan makhluk yang ada di muka bumi.
"Mendesain karya seni untuk UWRF 2017 dengan tema `Origins` ini mengizinkan saya untuk menggali lebih dalam mengenai sosok wanita," kata Kuncir.
Selain sebagai wadah untuk membawa sastra dan seni Indonesia ke dunia internasional, UWRF juga merupakan wadah untuk mengenali isu-isu besar yang selama ini mengelilingi kehidupan.
Setelah membawa lebih dari 160 pembicara dari 23 negara di tahun 2016, UWRF tahun ini akan semakin menjejakkan posisinya sebagai kancah pertemuan kisah dan inspirasi besar dunia, baik individu maupun komunitas, dan sebagai festival sastra terbesar di Asia Tenggara. (WDY)