Tabanan (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mendorong para petani di Pulau Dewata agar lebih mandiri dalam memasarkan hasil pertanian mereka.
"Dana Penguatan Modal Lembaga Ekonomi Produktif Pedesaan (DPM-LUEP) merupakan salah satu program yang kami harapkan dapat membantu petani dalam memasarkan hasil pertanian dengan harga yang sesuai," kata Sudikerta saat memberikan pembekalan teknis bagi penerima dan pelaksana DPM-LUEP di Tabanan, Jumat.
Pihaknya berharap penerima dan pelaksana program DPM-LUEP proaktif membeli dan memasarkan hasil pertanian agar para petani tidak terkendala masalah pemasaran. Selain itu, para petani juga didorong agar lebih mandiri dalam memasarkan hasil pertanian mereka.
Menurut Sudikerta, kegiatan yang diikuti oleh ratusan pelaku usaha pelaksana DPM-LUEP, perwakilan pekaseh/kelihan subak kabupaten/kota se-Bali tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman pelaksana dalam pemanfaatan DPM-LUEP.
"Selain itu, pertemuan ini juga dimaksudkan untuk mewujudkan stabilitas harga gabah dan komoditi pertanian strategis lainnya," ujarnya.
Di sisi lain, saat ini, Bali memiliki 1.414 usaha penggilingan padi. Sesuai data yang tercatat, produksi gabah di Bali tiap tahun adalah 850.000 ton gabah kering giling (GKG).
Dari total jumlah produksi tersebut, gabah yang diserap oleh LUEP melalui DPM baru mencapai 39,36 persen pertahun.
Ke depannya, berbagai program dan kegiatan pembangunan pertanian yang dirancang oleh pemerintah bersama masyarakat diharapkan selalu berorientasi pada upaya peningkatan kuantitas dan kualitas produksi dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
"Untuk itu sangat dibutuhkan diversifikasi dan integrasi dalam kegiatan usaha tani yang didukung dengan upaya perbaikan teknologi produksi dan pengembangan sistem pengolahan serta pemasaran hasil sehingga mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing," ucap Sudikerta.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana mengharapkan agar para petani secara berkelompok proaktif serta kreatif mengembangkan dan mengintegrasikan berbagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dengan penerapan teknologi maju spesifik lokasi.
Di samping itu, memproduksi sendiri pupuk organik yang dibutuhkan dan dapat memenuhi sarana produksi lainnya sekaligus melakukan pemasaran hasil panen secara mandiri. (WDY)