Nusa Dua (Antara Bali) - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hamid Muhammad
mengatakan sains dapat menyatukan perbedaan yang ada.
"Melalui sains, berbagai perbedaan dapat disatukan. Contohnya
peneliti dari berbagai negara dengan latar belakang dan budaya berbeda
berkolaborasi melakukan riset bersama," ujar Hamid usai membuka
International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-13 di Nusa Dua, Bali,
Sabtu.
Dia mengatakan banyak ilmuwan yang berasal dari negara yang berbeda
tapi bersatu dalam budaya global sains. ilmu pengetahuan, lanjut dia,
mempersatukan perbedaan.
"Ilmu pengetahuan juga membawa sudut pandang yang berbeda, bagaimana
seorang mahasiswa pascasarjana dari Kroasia berusia 21 tahun
berkolaborasi dengan peneliti dari Indonesia yang berusia 41 tahun,
maupun dari Korea yang berusia 35 tahun. Hal itu memiliki perspektif
yang berbeda pada manfaat ilmu sains," katanya.
Hamid mengatakan pihaknya percaya IJSO tersebut tak hanya sebagai
ajang kolaborasi bagi anak-anak dalam bidang pengetahuan tetapi juga
kolaborasi seni dan budaya.
IJSO 2016 diikuti 48 negara dan mengusung tema Science for Creative Innovation. IJSO merupakan kompetisi tahunan bidang ilmu pengetahuan alam (sains) yang telah diselenggarakan sejak 2004.
Sebelumnya, Kamboja ditunjuk sebagai tuan rumah IJSO 2016, namun
kemudian mengundurkan diri. Indonesia melalui Kemendikbud menyatakan
siap menjadi tuan rumah IJSO ke-13.
Tujuan IJSO adalah untuk mempromosikan dan dalam memberikan
pendidikan dalam berusaha, serta mempererat persahabatan siswa di dunia
sejak usia dini.
"Juga meningkatkan minat aktif siswa, karir mereka sebagai ilmuwan,"
kata Direktur Pembinaan SMP Ditjen Dikdasmen Kemdikbud, Supriano.
Supriano mengatakan Indonesia selalu berusaha untuk meningkatkan
kemajuan di bidang ilmiah, tidak hanya skala nasional tetapi juga
internasional.Kompetisi IJSO sendiri terdiri dari tiga jenis tes yakni
pilihan ganda, teori, dan tes praktek.Penyelenggaraan IJSO dipandang
sangat penting dilaksanakan untuk mempromosikan minat dan bakat terhadap
sains kepada peserta didik.
Ajang IJSO mempertandingkan mata pelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia
untuk siswa yang berusia 15 tahun ke bawah atau jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP). (WDY)
Kemendikbud : Sains Satukan Perbedaan yang Ada
Sabtu, 3 Desember 2016 20:40 WIB