Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali masih mengkaji bantuan yang dapat diberikan pasca-musibah ambruknya Jembatan Kuning yang menghubungkan Pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung.
"Kepala BPBD masih di sana dengan PU, untuk hitung-hitung apa yang bisa kita perbuat. Makin cepat makin baik," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika usai menghadiri sidang paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Selasa.
Untuk sementara, ucap dia, Pemerintah Kabupaten Klungkung meminta bantuan dua "boat untuk membantu transportasi masyarakat di kedua pulau itu.
"Saya kira itu masih bisa kita berikan, mereka minta dua, tetapi saya lihat dulu deh," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Yang jelas, ucap Pastika, harus cepat ditanggulangi karena jika menunggu bantuan pemerintah pusat untuk membangun jembatan membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan untuk membangun jembatan darurat itu tidak memungkinkan.
Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umum Nyoman Astawa Riadi mengatakan bahwa pemprov setempat mengajukan dana alokasi khusus sebesar Rp60 miliar kepada pemerintah pusat untuk perbaikan Jembatan Kuning agar menjadi jembatan permanen.
Jika usulan itu disetujui, maka pembangunan jembatan permanen yang dirancang bisa dilalui oleh sepeda motor dan mobil itu, pembangunannya akan dimulai pada 2017.
Pemerintah Provinsi Bali, lanjut Astawa Riadi, sebenarnya sudah beberapa kali menyampaikan usulan pembangunan jembatan permanen tersebut kepada pemerintah pusat, namun ditolak.
Pihaknya berharap dengan kejadian ambruknya jembatan yang sampai merenggut delapan korban jiwa itu, usulan dari Bali bisa disetujui oleh pusat.
Peristiwa ambruknya Jembatan Kuning terjadi saat warga setempat menggunakannya untuk menyeberang ke Pulau Nusa Ceningan karena ada upacara di Pura Bakung pada Minggu (16/10) malam.
Akibat ambruknya jembatan yang dikenal "jembatan cinta" di kalangan wisatawan tersebut, delapan orang tewas dan 34 orang lainnya mengalami luka-luka. (WDY)
Bali Kaji Bantuan Pasca-Musibah Jembatan Ambruk
Selasa, 18 Oktober 2016 21:00 WIB