Jakarta (Antara Bali) - Sebuah gasing kayu raksasa berdiameter 2,5
meter dan berat 400 kilogram diputar sebagai bagian dari penyelenggaraan
The Association for International Sport for All (TAFISA) World Sport
for All Games atau Pesta Olahraga-Rekreasi Masyarakat 2016 di Jakarta.
Gasing ukuran jumbo yang dinamakan "Jero Tridatu" tersebut diputar
oleh masyarakat bersama peserta TAFISA asal Brazil di Sentral Parkir
Tengah, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Minggu.
Adapun gasing tersebut dibuat oleh tim yang dipimpin oleh Ketua Adat Desa Mundu, Bali, Putu Ardana.
"Kami membuatnya dalam waktu dua minggu dan bekerja siang malam tanpa henti," ujar Putu.
Dia mengatakan, Jero Tridatu berbahan kayu jati Belanda dengan
rangka besi. Gasing ini bisa diputar dengan tenaga sedikit-dikitnya
lima orang.
Selain pemutaran gasing raksasa, acara yang bekerjasama dengan
Komunitas Gasing Indonesia itu juga menampilkan berbagai jenis gasing
dengan bermacam bentuk dan ukuran dari seluruh Indonesia.
Ketua Komunitas Gasing Indonesia Endi Aras menuturkan budaya memainkan gasing di Tanah Air memang sangat kuat.
"Oleh karena itulah semua provinsi di tanah air memiliki gasing
dengan bentuk, warna, dan ciri khasnya masing-masing," ujar Endi.
Misalnya, lanjut dia, masyarakat Jawa Barat dan Jakarta menyebut
gasing sebagai gasing, panggal atau panggalan. Sementara di Lampung itu
disebut pukang, sedangkan masyarakat Maluku menyebutnya Apiong.
Gasing juga disebut memiliki filosofi kehidupan. Gasing yang memutar
terus memutar agar seimbang dianggap memberikan petunjuk kepada manusia
bahwa agar bisa terus seimbang, manusia harus terus bergerak dalam
hidupnya. (WDY)
Gasing Kayu Raksasa Diputar di Tafisa 2016
Senin, 10 Oktober 2016 8:12 WIB