Hangzhou (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong kerja
sama internasional dalam perpajakan untuk menghindari adanya
penghindaraan pajak dan mendorong kebijakan pajak yang kondusif di
masing-masing negara anggota G20.
Presiden Jokowi baru saja mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
G20 yang diselenggarakan di Hangzhou International Expo Center, Republik
Rakyat Tiongkok, Senin.
Saat menjadi pembicara utama pada sesi kedua KTT G20, Presiden
menyampaikan bahwa kebutuhan akan kerja sama internasional dalam
perpajakan berguna untuk menghindari adanya penghindaraan pajak dan
mendorong kebijakan pajak yang kondusif di masing-masing negara anggota
G20.
"Ke depan semua mengatakan bahwa perpajakan harus dirombak. Kita pun
juga sama. Kita sudah mendahalui dengan tax amnesty. Tax amnesty ini
adalah arah menuju reformasi perpajakan kita, jangan dianggap ini
berdiri sendiri. Tidak," ucap Presiden kepada jurnalis asal Indonesia di
lobby hotel Dahua Boutique sebelum berangkat menuju bandara
Internasional Xiaoshan Hangzhou, Tiongkok.
Presiden menjelaskan bahwa program tax amnesty telah mengikuti tren
dunia yang menginginkan adanya pembaharuan total di bidang perpajakan.
"Jangan sampai misalnya Undang-Undang KUP (Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan) kita, Undang-Undang PPh kita, Undang-Undang PPn
kita ini ditinggal oleh tren dunia yang sudah menuju ke arah pembaharuan
total. Ini juga harus diikuti, agar kita tidak ditinggal," jelas
Presiden.
Di KTT G20, Presiden juga menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia
adalah ekonomi terbuka dan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif
ke depannya.
"Jadi kita ingin mendukung upaya-upaya ekonomi melalui kerja sama
antar negara, melalui kerja sama antara anggota-anggota G20. Dan kita
sendiri ingin agar implementasi itu segera kita kerjakan
secepat-cepatnya karena tanpa itu kita akan betul-betul ditinggal," ucap
Presiden.
Di dalam forum G20 itu, Presiden juga mengaskan tidak ada kaitan antara terorisme dengan agama, khususnya agama Islam.
"Saya tadi menyampaikan secara tegas bahwa Indonesia menekankan
tidak ada kaitan antara terorisme dengan agama, khususnya agama Islam.
Secara tegas kami sampaikan itu. Dan terorisme juga harus didekati
dengan smart approach yaitu lewat pendekatan soft power approach dan
hard power approach, ini yang terus kita tekankan," ujar Presiden.
Hal lainnya yang juga disampaikan Presiden di forum G20 adalah semua negara bergerak untuk memberantas korupsi.
"Karena korupsi menyebabkan adanya kemiskinan, adanya
keterbelakangan, adanya kebodohan. Karena titik ini merupakan sebuah
titik krusial yang harus diberantas bersama-sama dan dengan cara tadi
keterbukaan informasi, keterbukaan perpajakan, keterbukaan perbankan.
Ini saya kira arahnya tren dunia akan menuju ke sana," ucap Presiden.(WDY)
Presiden Jokowi Dorong Kerja Sama Perpajakan Negara-Negara G20
Selasa, 6 September 2016 10:54 WIB