Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali ingin memperluas kerja sama di bidang pertanian, pendidikan, pariwisata dan pembangunan infrastruktur dengan Pemerintah Kota Osaki, Jepang, agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Pulau Dewata.
"Kita bisa tingkatkan dari segi kualitas kerja samanya seperti program-programnya. Sedangkan dari segi kuantitas bisa ditingkatkan jumlah peserta yang nantinya akan dilatih di sana sehingga semakin banyak kita memiliki sumber daya yang benar-benar terlatih," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta saat menerima audiensi dari Wakil Wali Kota Osaki Kagoshima Prefecture Jepang Tojo Masaharu, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, pada tahun lalu, sebanyak 16 orang perwakilan Provinsi Bali sudah memperoleh kesempatan untuk belajar tentang pengelolaan sampah di Kota Osaki Jepang dengan difasilitasi oleh Japan International Corporate Agency (JICA ).
Oleh karena itu, ke depan diharapkan kerja sama tidak sebatas dalam hal penanganan sampah, tetapi di bidang lainnya seperti pertanian, pendidikan bahkan jika memungkinkan bidang pariwisata dan pembangunan infrastruktur.
Sudikerta mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih pada JICA yang telah melatih 16 orang asal Provinsi Bali yang terdiri atas para pejabat serta masyarakat yang terlibat langsung dalam penanganan sampah untuk belajar pengelolaan sampah di Osaki Jepang.
"Tim dari Bali yang telah mengikuti pelatihan ke Jepang agar dapat menjadi trainer dan menyosialisasikan apa yang telah dipelajari di Osaki kepada masyarakat sehingga persoalan sampah akan segera dapat tertangani," ucapnya.
Di sisi lain, Sudikerta juga memperkenalkan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Bali.
"Simantri selain merupakan upaya untuk mengintegrasikan pertanian dalam sebuah sistem dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian, juga memiliki tujuan untuk meciptakan Bali sebagai Pulau Organik dengan menghasilkan pupuk organik dan bio urine yang dihasilkan oleh kotoran sapi," katanya.
Sehingga dengan demikian, hal tersebut sangat sesuai dengan rencana kerja sama yang akan dibangun dengan Osaki dalam upaya mendukung peningkatan hasil pertanian dan juga mendukung Bali sebagai Pulau Organik.
Wakil Wali Kota Osaki Kagoshima Prefecture Jepang Tojo Masaharu mengatakan bahwa program pelatihan yang diikuti 16 orang dari Provinsi Bali telah berlangsung dengan baik.
Selama di Osaki mereka telah melihat langsung proses pengelolahan sampah di Osaki, di sana 80 persen dari sampah berhasil dikelola dan hanya 20 persennya saja yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). "TPA di Osaki tidak berbau dan tidak ada lalat karena sampah sudah dipilah dari tingkat rumah tangga," ujarnya.
Ia mengharapkan ilmu yang telah diperoleh tersebut dapat digunakan dan diterapkan dengan sebaik-baiknya di Pulau bali sehingga Bali menjadi pulau yang bebas sampah.
Ke depan, pihaknya melalui program JICA berencana melanjutkan kerja sama dalam bidang lainnya dan pihaknya saat ini akan berada selama satu minggu di Bali untuk mengobservasi permasalahan-permalasahan lingkungan di Bali termasuk Simantri tersebut dan juga tidak menutup kemungkinan isu-isu di bidang lainnya yang layak untuk dikerjasamakan.
Dalam kesempatan tersebut juga turut hadir Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana dan Kepala Badan Lingkungan Hidup seluruh kabupaten/kota se-Bali. (WDY)