Singaraja (Antara Bali) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Buleleng, Bali, mendampingi seorang anak perempuan disabilitas berinisial SDY (12) dicabui seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merupakan tetangganya sendiri.
"Kami melakukan pendampingan sejak awal. Kami prihatin dengan keadaan korban yang masih duduk di kelas VI di salah satu Sekolah Luar Biasa (LSB) di Kota Singaraja," kata Ketua P2TP2A Buleleng, Made Ricko Wibawa, Senin.
Ia mengatakan, sudah menjadi kewajiban P2TP2A melakukan pendampingan secara psikologis terhadap anak tersebut, terlebih lagi anak tersebut tergolong anak dengan kebutuhan khusus.
Ricko menambahkan, pendampingan juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana dampak psikologis yang ditimbulkan dari kasus tersebut karena bukan hanya berimbas pada anak bersangkutan saja tetapi juga keluarga korban.
"Kami sebelumnya sempat berkomunikasi dengan keluarga korban dan mereka sangat tertekan (shock) dengan keadaan itu. Terlebih pelaku SG (40) adalah tetangga dekatnya," paparnya.
Dikatakan pula, pihaknya tengah mengintensifkan peran dari psikolog yang terus melakukan pendampingan kepada korban sejak awal kasus tersebut mulai mengemuka ke publik.
Pihaknya juga mengapresiasi keberanian orang tua korban melaporkan kejadian yang menimba anaknya tersebut kepada pihak kepolisian. "Kami juga siap memberikan dukungan penuh karena keluarga korban sudah menyerahkan kasus ini ditangani P2TP2A Buleleng," tandasnya. (WDY)