Nusa Dua (Antara Bali) - Kementerian Pariwisata menilai pameran bisnis pariwisata efektif untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara ke Indonesia dengan langsung mempertemukan pelaku bisnis.
"Pameran pariwisata ini sangat produktif dalam memasarkan produk penjual dan pembeli bertemu langsung ini cara yang sangat efektif," kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat.
Dia menilai beragam cara bisa dilakukan untuk promosi, namun pameran pariwisata nilai lebih efektif dibandingkan "sales mission" atau industri pariwisata berpromosi ke luar negeri, "hard selling" melalui kerja sama biro perjalanan wisata dan maskapai membawa waisatawan, promosi dalam jaringan serta pemelian melalui dalam jarinan atau "online".
Menurut dia, pameran pariwisata seperti "Bali and Beyond Travel Fair" (BBTF) merupakan ajang yang mempertemukan pelaku bisnis pariwisata sesuai dengan pasar yang dibutuhkan kedua belah pihak.
"Apalagi sekarang menggunakan sistem `preschedulled appointment` sebelum mereka ke acara mereka sudah ada janjiannya," ucapnya.
Untuk itu ia mendorong daerah lain di Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam ajang bisnis pariwisata tahunan itu untuk menjual dan mempromosikan potensi serta destinasi pariwisata daerah.
"Setiap tahun kami selalu mengundang pemerintah di luar Bali untuk ikut promosi di sini (BBTF)," ujarnya.
Ketua Panitia BBTF I Ketut Ardana mengatakan bahwa pihaknya menargetkan transaksi bisnis yang bisa tercapai dalam ajang tersebut mencapai sekitar 520 juta dolar AS atau setara Rp6,8 triliun.
Angka itu melonjak sekitar 30 persen jika dibandingkan pelaksanaan tahun sebelumnya yang mencapai 400 juta dolar AS.
BTF 2016 diikuti 222 pembeli yang merupakan pelaku pariwisata (80 persen di antaranya merupakan pembeli internasional) dan 154 penjual yang merupakan perwakilan pemerintah daerah dan pelaku pariwisata dalam negeri.
(WDY)