Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menginginkan ajang pameran perjalanan wisata internasional Pulau Dewata dan sekitarnya (BBTF) pada 10-14 Juni 2014 dapat membuka peluang pusat bisnis pariwisata.
"Saya berharap Bali bisa mewakili Indonesia dalam kancah bisnis pariwisata. Dengan demikian, Bali bukan saja tujuan pariwisata, tetapi juga pusat bisnis pariwisata, perdagangan dan jasa. Jadi, jauh lebih luas dari sekadar dikunjungi, dipandangi, dan dikagumi," katanya saat mengadakan jumpa media terkait penyelenggaraan "Bali and Beyond Travel Fair/BBTF" 2014 di Denpasar, Senin.
Menurut dia, selama ini Bali sangat aktif menjadi peserta pameran travel internasional seperti ITB Berlin, PATA Travel Mart, dan sebagainya. Dengan membuat acara sendiri dan menjadi tuan rumah, diharapkan juga dapat mendunia sehingga Bali tidak hanya menjadi konsumen dan tamu dalam pameran wisata internasional.
"Acara BBTF sejalan dengan program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) karena Bali merupakan pintu gerbang koridor lima yang titik beratnya pada pariwisata dan pangan," katanya.
Bagi Pastika, BBTF sekaligus menjadi terobosan baru tidak saja bagi Bali, namun Indonesia untuk bisa mendatangkan orang ke Pulau Dewata, tidak saja untuk berpariwisata dan berekreasi, namun untuk bisnis pariwisata.
"Dengan Bali sebagai penyelenggara, kita pun tidak perlu ramai-ramai melaksanakan promosi pariwisata ke luar negeri, tetapi mereka yang datang ke Bali. Momen BBTF sangat tepat membuka peluang Bali untuk go international," ujar Pastika.
Sementara itu, Ketua Panitia BBTF 2014 sekaligus Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Provinsi Bali Ketut Ardana berharap BBTF dapat menjadi ajang pameran wisata internasional terbesar di Asia Tenggara. Menurutnya aneh juga kalau Bali tidak memiliki kegiatan wisata internasional berskala besar.
Ia mengemukakan, BBTF akan menjadi pertemuan dari berbagai peserta dan destinasi wisata, agen travel berbagai perjalanan pariwisata dalam komunitas perdagangan jasa internasional untuk melakukan kontak bisnis dalam berbagai kegiatan seperti sesi bisnis, seminar pariwisata dan promosi langsung.
Hingga saat ini, tambah Ardana, sudah ada 410 buyers (pembeli) potensial dari dalam dan luar negeri yang menyatakan akan hadir pada ajang BBTF 2014 seperti dari AS, Amerika Latin, kawasan Eropa Barat dan Timur, Afrika Selatan, Asia Utara dan Selatan, Korea Selatan, Tiongkok dan Taiwan, Australia, Jepang, negara-negara ASEAN, India, dan juga pembeli dari kalangan Indonesia sendiri.
Selain itu, sudah ada 475 seller (penjual) potensial yang berasal dari kalangan hotel, operator wisata, atraksi wisata serta unsur pemerintah. Mayoritas memang dari industri pariwisata di Bali, hanya 15 persen yang dari luar Bali. "Sebenarnya sangat mengagetkan jumlahnya buyers mencapai 410, padahal target awalnya hanya 300," ujarnya.
Pihaknya menargetkan transaksi bisnis antara pembeli dan penjual dalam BBTF mencapai Rp2-4 triliun dengan menghabiskan biaya penyelenggaraan sekitar Rp21 miliar.
Kegiatan utama BBTF 2014, ucap Ardana, akan digelar di kawasan BNDCC (Nusa Dua) dan Beachwalk (Kuta) serta diisi wisata ke berbagai objek wisata di Bali dan pulau-pulau lainnya di Tanah Air. (WDY)