Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah masih menunggu keputusan DPR terkait
pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar serta
pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan rumah tangga 900 Va pada
tahun ini.
"Karena kan DPR itu mempunyai hak budget melalui komisi yang
bersangkutan tentu punya kewenangan untuk memutuskan dan itu sudah
diputuskan jadi kita hanya menunggu," kata Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di Kompleks Istana Kepresidenan
Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah kembali mengajukan pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 Va dalam RAPBN-P 2016.
Penghematan anggaran dari kebijakan tersebut akan dialokasikan untuk
bantuan sosial lain ke masyarakat miskin atau ke sektor-sektor
produktif.
"Jadi kemarin Komisi VII sudah menyimpulkan, yang akan diajukan ke
banggar itu ICP-nya 45 dolar AS per barel, liftingnya 820 ribu barel per
hari, kemudian subsidi listrik Rp38 triliun dengan catatan tidak ada
kenaikan TDL tahun ini dan tidak ada perpindahan dari 900 Kva untuk
subsidi, itu catatan yang kita terima dan kita tunggu nanti di Banggar
keputusannya bagaimana," katanya.
Sementara untuk solar, kata dia, disepakati dalam rapat dengan
Komisi VII untuk diajukan ke Banggar dengan subsidinya sebesar Rp500 per
liter.
"Dan menurut hitungan Pertamina subsidi Rp500 itu memungkinkan untuk
menjaga supaya harga solar ke depan bahkan sampai akhir tahun
diperkirakan tidak naik," katanya.
Prediksi harga solar tidak naik, kata Sudirman, juga belum tentu berarti turun bahkan bisa jadi akan tetap.
Terkait listrik, target pemerintah untuk mencabut subsidi terhadap
pengguna 900 Va pihaknya telah rampung memverifikasi data.
"Kalau dari kita (Kementerian ESDM) sudah selesai memverifikasi
data, persoalannya kan dari pengguna 900 Va itu tidak semuanya juga
dikategorikan sebagai masyarakat miskin, jadi itu yang akan
diselesaikan," katanya. (WDY)
Pemerintah Tunggu Persetujuan DPR Cabut Subdisi Listrik dan Solar
Rabu, 15 Juni 2016 15:52 WIB