Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan prihatin dengan fenomena bentrok maupun ribut-ribut antar-ormas yang makin sering terjadi di Pulau Dewata.
"Seharusnya kalau masih mengaku orang Bali, malu untuk melakukan itu (bentrok-red). Itu bukan budaya kita, karena kita selalu mengaku sebagai masyarakat yang sopan santun dan ramah," kata Pastika dalam acara simakrama (temu wicara) dengan masyarakat, di Denpasar, Sabtu.
Mantan Kapolda Bali itupun mempertanyakan apa yang sesungguhnya diperebutkan oknum ormas di Bali sehingga berakhir dengan tindak kekerasan tersebut.
Pastika berpandangan bisa jadi keributan antar-ormas itu terjadi karena anggota yang tergabung di dalamnya tidak memiliki pekerjaan.
"Jika sibuk dengan kerjaan, pastinya tidak sampai begitu (bentrok-red). Itu karena lengan gede, tenaga besar, tetapi nggak ada kerjaan," ucapnya.
Menurut dia, oknum ormas seperti itu untuk dibina pun sulit. "Mau membina seperti apa? Kalau dikumpulkan, bisa saling pandang, ujung-ujungnya bentrok lagi," ujarnya.
Terkait desakan berbagai pihak agar ormas dibubarkan, kata Pastika tidak bisa juga karena belum terdaftar. Oleh karena itu, yang terpenting adanya kesadaran sehingga merasa malu sebagai orang Bali jika tetap berperilaku beringas.
"Orang Bali itu harus sabar karena identitas orang Bali adalah sabar, bersuara lembut, taat beragama, religius dan sebagainya. Kalau beringasan ya bukan orang Bali," ucapnya.
Bahkan orang nomor satu di Bali itu berseloroh kalau memang benar-benar oknum ormas merasa jagoan, agar membuktikan kemampuannya berperang di daerah-daerah konflik di luar negeri. "Jangan malah mengganggu di sini," ujarnya.
Sebelumnya Kepolisian Resor Kota (Polresta) Denpasar, berhasil mengamankan sejumlah ormas yang kedapatan membawa senjata tajam (tombak dan parang) saat hendak menyaksikan sidang kasus betrok ormas beberapa waktu lalu yang disidangkan di Pengadilan Negeri Denpasar, Kamis (26/5).
"Kondisi sempat tidak kondusif di Depan Pengadilan Negeri Denpasar, Pukul 13.00 Wita, karena ada beberapa ormas yang mencoba membawa senjata tajam, namun dapat kami antisipasi," kata Kapolresta Denpasar, Bali, Anak Agung Made Sudana.
Saat itu, dalam upaya antisipasi bentrok susulan itu, polisi berhasil mengamankan tiga mobil ormas yang di dalamnya membawa senjata tajam. Kemudian, menemukan sejata tajam di selokan yang tidak jauh dari Pengadilan Negeri Denpasar. (WDY)