Pontianak (Antara Bali) - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB
Soelistyo menyatakan, saat ini kemampuan SAR (Search and Rescue)
Indonesia masuk peringkat tujuh di dunia.
"Saat ini kemampuan SAR kita sudah sejajar dengan SAR negara lain,
baik dari segi sumber daya manusia dan peralatannya, sehingga posisi
kita berada di tujuh di dunia," kata Soelistyo saat membuka Rakorsarda,
pelatihan potensi dan media gathering di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan, membaiknya kemampuan SAR tersebut dilihat dari upaya
rescue (pencarian dan penyelamatan) terhadap korban Air Asia beberapa
waktu lalu.
"Suksesnya rescue tersebut berkat kerja sama yang baik dari empat
unsur terkait, mulai dari Basarnas, TNI-Polri, unsur pemerintah, dan
potensi SAR itu sendiri (nelayan)," ungkapnya.
Menurut dia, saat ini sebanyak 3.700 anggota Basarnas di seluruh
Indonesia, yang terdiri 80 persen diantaranya rescue. "Idealnya kami
membutuhkan minimal sekitar 5.700 rescue sehingga masih kurang banyak,
oleh karena itu kerja sama yang baik empat unsur tersebut sangat baik
dalam mendukung rescue," katanya.
Sehingga, menurut dia, dengan kerja sama empat unsur tersebut, adalah solusi lain dalam memenuhi kekurangan tersebut.
Ke depan dalam bekerja melakukan tugas-tugas rescue kerja sama empat
unsur tersebut harus terus disinergikan, tetapi harus dipimpin oleh
leadership yakni Basarnas, katanya.
Keberadaan Kabasarnas di Pontianak dalam rangka membuka Rakorsarda,
pelatihan potensi dan media gathering tahun 2016, dengan mengusung tema
"melalui rapat koordinasi SAR daerah tahun 2016 kita tingkatkan
koordinasi, sinergisitas, dan solidaritas dalam pelayanan jasa pencarian
dan pertolongan (SAR) di Kalbar.
Kemudian ada kegiatan pelatihan potensi SAR diikuti oleh sekitar 30
peserta yang difokuskan pada "under water rescue" yang akan dilaksanakan
di Parairan Pulau Lemukutan di Kabupaten Bengkayang, selama enam hari. (WDY)
Kemampuan SAR Indonesia Peringkat Tujuh Dunia
Selasa, 26 April 2016 12:17 WIB