Kuta (Antara Bali) - Badan SAR Nasional melarang personel "search and rescue" di seluruh Indonesia untuk mengambil cuti menjelang dan usai Lebaran 2014.
"Semua personel SAR di seluruh Indonesia, H min hingga H plus 10, tidak ada yang melaksanakan cuti," kata Direktur Operasi dan Latihan Basarnas, Brigadir Jenderal Tatang Zainudin di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat.
Menurut dia, sepuluh hari menjelang hingga usai Lebaran, para personel SAR diminta untuk tetap siaga mengantisipasi kepentingan darurat mengingat lalu lintas darat, laut dan udara pada saat itu meningkat.
Selain tidak memperkenankan untuk cuti bagi personel, pihaknya juga telah siap untuk melakukan pemantauan di sejumlah titik terutama di jalur rawan seperti di kawasan Pantura.
Ia menyebutkan bahwa semua titik dianggap rawan sehingga pihaknya akan mengintensifkan pemantauan arus mudik dan balik baik melalui udara maupun laut.
"Semua alat dikerahkan. Pesawat untuk pemantauan jalur darat dan Pantura hingga Pasuruan, kita pantau dengan pesawat. Pelabuhan juga," ucapnya.
Dia menyatakan bahwa kebutuhan peralatan di SAR telah mencukupi. Meski demikian, setiap tahun pihaknya tetap melakukan pengadaan peralatan guna mendukung kinerja tim SAR.
"Dari tahun ke tahun kita bangun pengadaan alat dan sarana prasarana yang dibutuhkan seperti helikopter dan kapal untuk seluruh Indonesia," katanya.
Selain optimalisasi personel dan peralatan, pihaknya juga akan memaksimalkan gelar pelatihan seperti simulasi penganggulangan kecelakaan salah satunya kecelakaan pesawat udara.
Di sela-sela pelaksanaan pertemuan ke-28 negara-negara yang tergabung dalam sistem "search and rescue" dengan sistem satelit internasional atau Cospas Sarsat, Basarnas bersama dengan SAR Denpasar menampilkan kebolehan simulasi penanganan kecelakaan pesawat yang dilaksanakan di Pantai Kuta. (WDY)