Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia menyatakan bahwa penurunan suku bunga kredit dari beberapa perbankan dinilai akan menggairahkan kembali sektor ekonomi setelah bank sentral itu menurunkan suku bunga acuan menjadi 6,75 persen.
"Penurunan itu melengkapi apa yang kami proyeksikan pertumbuhan ekonomi ke depan karena dengan murahnya biaya, barangkali banyak usaha menggeliat dan tumbuh," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati ditemui usai penukaran uang logam di Renon, Denpasar, Minggu.
Menurut dia, dengan penurunan suku bunga kredit perbankan itu merupakan saat yang tepat memacu pertumbuhan ekonomi di Bali.
Ia bahkan optimistis proyeksi pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata yang mencapai 6,89 persen tahun 2016 bisa tercapai.
"Apalagi didukung harga bahan bakar minyak yang turun. Ini saatnya kami pacu pertumbuhan ekonomi dari tahun 2015 sempat lesu," imbuhnya.
Sebelumnya BI sebanyak tiga kali berturut-turut menurunkan suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 basis poin hingga menyentuh angka 6,75 persen.
Beberapa bank khususnya bank BUMN kemudian mengikuti penurunan itu dengan menurunkan suku bunga kredit.
BNI misalnya menurunkan suku bunga kredit menjadi 9,95 persen bagi yang berjenis kredit kecil yang bernilai sampai dengan Rp5 miliar.
Dewi menambahkan Bank Mandiri juga menurunkan suku bunga kredit untuk perumahan mencapai sembilan persen selama dua tahun.
Untuk itu, ia optimistis penurunan suku bunga kredit dua bank itu akan diikuti oleh bank lainnya.
"Karena satu dua bank (suku bunga kredit) turun, maka akan diikuti bank lain," katanya. (WDY)
Penurunan Suku Bunga Perbankan Gairahkan Ekonomi
Minggu, 17 April 2016 18:52 WIB