Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mendorong industri perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit, agar menjadi stimulus bagi perekonomian.
"Kami sudah menurunkan (suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate), ini agar berikan kemudahan bagi dunia usaha dan masyarakat bagaimana mudahkan pembiayaan. Kami meminta juga bersama OJK dorong perbankan turunkan suku bunga kredit sehingga bisa dorong perekonomian lebih lanjut," kata Perry Warjiyo setelah Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui telekonferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Pada Kamis (19/3) kemarin, Bank Indonesia baru saja menurunkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persen menjadi 4,5 persen untuk memudahkan dan meringankan masyarakat mendapat pembiayaan di tengah tantangan ekonomi saat ini yang terdampak pandemi COVID-19.
Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia juga terus berupaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, baik melalui intervensi di pasar spot, intervensi Domestik NDF dan juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dilepas oleh investor asing.
“Kami terus melakukan ini, di tengah-tengah investor global memang menarik dananya dari seluruh negara, (dan) membelikan dolar AS, termasuk dari Indonesia. Kami akan terus berada di pasar, menjaga pasar, dan memastikan fungsi mekanisme pasar melalui tiga intervensi yaitu spot, domestik NDF, dan melalui pembelian SBN dari pasar sekunder,” ujar Perry Warjiyo.
Hingga saat ini, lanjut dia, Bank Indonesia telah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp 163 triliun. Pembelian SBN yang dilepas oleh investor asing ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah maupun imbal hasil di SBN.
“Dengan Pak Wimboh Ketua OJK kami juga terus koordinasi bagaimana melakukan stabilisasi di pasar saham, sehingga semua menumbuhkan stabilitas di pasar keuangan,” ujar Perry Warjiyo.
Ia juga mendorong agar dunia usaha, termasuk para eksportir, turut membantu menjaga nilai tukar rupiah, dengan tidak menahan dolar AS. Eksportir dapat melepas dolar AS ke pasar sehingga memberikan pasokan di pasar valuta asing (valas).
“Oleh karena itu dalam konteks ini Presiden memberikan arahan supaya seluruh potensi suplai yang ada di dalam negeri dimobilisasi termasuk para eksportir yang selama ini menahan dolarnya, agar juga memberikan suplai kepada pasar valas,” kata Perry Warjiyo.