Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta warga Tionghoa Indonesia konsekuen untuk tidak lagi mengait-ngaitkan dengan suku-suku leluhurnya karena sudah menjadi Tionghoa Indonesia.
"Kalau tadi disebutkan suku-suku Hokkian, Hakka, Kanton dan sebagainya, maka ke depan Tionghoa Indonesia tak perlu selalu dikait-kaitkan dengan suku-suku leluhurnya di sana. Kalau mau konsekuen sebut saja Tionghoa Medan, atau Tionghoa Indonesia bukan lagi dikait-kait dengan leluhur," kata Wapres Jusuf Kalla saat perayaan Cap Go Meh di Jakarta, Minggu.
Perayaan Cap Go Meh bersama ke-9 kali ini mengambil tema "Semangat Membangun Negeri".
Selain dihadiri Wapres usuf Kalla dan ibu Mufidah Kalla, juga hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Mendiknas Anies Baswedan, Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat.
Lebih lanjut Jusuf Kalla juga minta agar orang Tionghoa Indonesia benar-benar mencintai negeri ini bukan hanya ucapan tetapi tindakan.
"Kalau kita Tionghoa Indonesia tidak mau ada perbedaan maka lakukan yang terbaik bagi bangsa ini," kata Jusuf Kalla.
Dalam kesempatan itu Wapres menyampaikan penghargaannya atas upaya yang telah dijalankan warga Tionghoa Indonesia atas segala baktinya bagi bangsa baik dalam segi ekonomi, sosial maupun sekarang sebagai eksekutif, gubernur, wali kota dan menteri.
Dalam bagian pidato lainnya, Wapres mengatakan bangsa Indonesia saat ini mengalami dua hal serius yakni pertama pertumbuhan ekonomi yang melambat dan, kedua, kesenjangan yang lebar antara yang mampu dan tak mampu.
"Apa yang dapat kita lakukan adalah menggali potensi dan kekuatan kita sendiri dari dalam. Tentu akan dahsyat jika itu bisa kita (Tionghoa Indonesia) lakukan bersama-sama suku-suku lainnya," kata Wapres.
Wapres juga menjelaskan pemerintah akan berusaha melaksanakan pengampunan pajak atau "tax amnesty".
"Positifnya, ada banyak uang warga negara kita yang diparkir di luar negeri. Kalau tak ada tax amanesty mereka tak mau bawa pulang," kata Jusuf Kalla
Sementara terhadap kesenjangan yang besar bisa dikurangi dengan beberapa langkah. Pertama, membayar pajak yang benar. Kedua, mempercayai negerinya.
"Jangan hanya diucapkan tapi dilaksanakan. Kalau sekarang ini masih ada yang minta pengampunan pajak, apakah itu bangsa yang baik," kata JK..
Tidak ada pembedaan
Sebelumnya Ketua Dewan Pembina Forum Bersama Indonesia Tionghoa Murdaya W. Poo meminta tidak ada lagi pembedaan terhadap warga Tionghoa Indonesia.
Lebih Lanjut Murdaya Poo menjelaskan tema perayaan Cap Go Meh kali ini ---Semangat Membangun Negeri--tujuannya adalah untuk mengajak suku-suku Tionghoa bersama-sama suku-suku lain di Tanah Air meningkatkan semangat membangun negeri Indonesia.
"Diharapkan peran serta suku Tionghoa Indonesia dengan suku-suku lain di Indonesia mampu memciptakan sinergi yang harmonis membangun negeri kita," kata Murdaya Poo.
Perayaaan Cap Go Meh juga dihadiri ribuan warga Tionghoa-Indonesia dan dimeriahkan dengan Drama musikal "Bersama Membangun Indonesia". (WDY)
Wapres Minta Tionghoa Indonesia Konsekuen
Minggu, 28 Februari 2016 21:21 WIB