Singaraja (Antara Bali) - Bupati Kabupaten Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana menyebutkan hari Suci Galungan, hari raya kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan) merupakan momentum meningkatkan rasa persaudaraan dan keharmonisan.
"Kami mengajak masyarakat memaknai Galungan secara benar, jangan hanya sekedar seremonial saja," kata Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Rabu.
Ia menjelaskan, melalui perayaan hari besar bagi umat Hindu tersebut pihaknya juga mengajak masyarakat Buleleng untuk memaknai hari raya suci ini dengan hati yang suci dan khidmat.
Dengan hati yang tulus kata dia, masyarakat diharapkan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menimbulkan shanti atau kedamaian dikalangan masyarakat sehingga Buleleng tetap aman, nyaman dan kondusif.
Selain itu, Agus yang juga ketua DPC PDI P Buleleng itu memaparkan, pada momentum yang baik tersebut dirinya juga berterimakasih kepada seluruh masyarakat Buleleng yang telah ikut berpartisipasi menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut memerangi sampah plastik.
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra juga mengingatkan masyarakat di kabupaten paling utara Pulau Dewata itu dalam menjalankan kegiatan keagamaan dengan baik, tetap menjaga rasa aman, khidmat dan penuh tengang rasa.
Menurut dia, hari Galungan yang kita rayakan setiap Rabu Kliwon wuku Dungulan itu, sesungguhnya adalah sebagai rasa cetusan kebebasan dan belenggu dan merupakan hari untuk memperingati kebenaran (dharma) terhadap ketidakbenaran (adharma).
Sehingga, lanjutnya, Galungan merupakan suatu perjuangan hidup yakni pejuangan manusia di dalam mempertahankan hidupnya dan untuk mewujudkan cita-citanya dengan menegakkan kebenaran, baik ke dalam dirinya maupun keluar terhadap alam lingkungannya." Kata Sutjidra.
Selain itu Sutjidra mengajak masyarakat Buleleng dalam kesucian makna hari raya Galungan dan Kuningan selalu berpikir , berkata dan berbuat yang baik. (WDY)