Negara (Antara Bali) - Operasi gabungan TNI, Polri, Satpol PP dan Dinas Kependudukan Jembrana, berhasil menjaring ratusan warga pendatang yang tidak dilengkapi identitas kependudukan.
Operasi yang dilakukan Selasa pagi ini, menyasar tempat kos dan kontrakan di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Jembrana, dengan petugas dibagi menjadi beberapa tim.
"Kami sengaja melakukan operasi pagi-pagi sekali, saat penghuni kos dan kontrakan belum berangkat kerja," kata Kepala Kantor Satpol PP Jembrana Gusti Ngurah Rai Budi.
Strategi operasi sekitar pukul 06.00 wita ini, membuat penghuni kos tidak bisa mengelak saat petugas memeriksa identitas kependudukan mereka, bahkan sebagian belum bangun tidur.
Ia mengatakan, bagi warga pendatang yang tidak memiliki KTP, atau sudah memiliki KTP namun tidak dilengkapi Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS), diminta datang ke kantor Satpol PP untuk mendapatkan pembinaan.
Saat mendatangi salah satu tempat kos di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, penghuni yang tidak memiliki SKTS mengaku membayar Rp10 ribu setiap bulan, namun setelah ditelusuri ternyata iuran untuk desa adat.
"Ia mengira membayar itu untuk mengurus SKTS, tapi ternyata sumbangan sesuai aturan desa adat. Yang bersangkutan tetap kami minta datang ke kantor," ujarnya.
Di salah satu tempat kos, petugas juga menemukan pasangan yang diduga kumpul kebo, meskipun memiliki identitas kependudukan.
Oleh petugas, pasangan ini tetap dibawa ke kantor untuk dimintai keterangan lebih lanjut, terkait hubungan mereka berdua.
Menurut Rai Budi, sekitar 153 penduduk pendatang terjaring dalam operasi ini, dengan pelanggaran paling banyak di Kecamatan Mendoyo yaitu 60 orang.
"Kalau memiliki KTP tapi tidak memiliki SKTS, kami beri kesempatan mengurusnya. Tapi kalau tidak memiliki identitas kependudukan sama sekali, langsung kami pulangkan ke daerah asal," katanya.
Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo yang sempat datang ke kantor Satpol PP bersama Komamdan Distrik Militer 1617 Jembrana Letnan Kolonel Ifn Sansan Iskandar mengatakan, selain mengantisipasi penyusupan teroris, operasi ini juga untuk pengamanan secara menyeluruh.
"Tidak hanya teroris, tapi pelaku kriminal lainnya juga kami antisipasi. Kami dukung operasi seperti ini dilakukan berkelanjutan," katanya.(GBI)